Kalau kita teliti kembali sejarah mitos itu berkembang, kita akan menemukan bahwa isu tentang terong menyebabkan lemah syahwat atau impoten pada pria berasal dari kalangan penjajah. Kenyataannya terong memiliki manfaat yang sangat banyak.
Mitos ini dipatahkan oleh Dr. Fasich, seorang peneliti dari Universitas Airlangga melakukan sebuah percobaan selama empat tahun untuk mengkaji kebenaran dari mitos yang berkembang ini. Beliau menyuntikkan solasodin, zat yang berasal dari terong susu kepada seekor tikus. Solasodin ini juga bisa ditemukan pada terong biasa yang sering kita makan, namun kadarnya sangat rendah, tidak sebanyak solasodin pada terong susu.
Dari penelitian itu kemudian ditarik sebuah kesimpulan yang mengejutkan; solasodin dalam terong susu yang disuntikkan pada tikus melemahkan kesuburan, namun tidak melemahkan libido. Ketika suntikan dihentikan, tikus betina dapat kembali beranak.
Dr. Hembing, seorang ahli herbal dan obat-obatan tradisional, juga membantah mitos ini. Menurut beliau, terong justru dapat membantu penyembuhan lemah syahwat.
Kenyataan lain yang ditemukan adalah, kandungan afrodisiak dalam terong dapat menaikkan gairah seksual pria, menambah nafsu seksual dan tidak menyebabkan lemah syahwat. Selain itu, terong kaya akan kandungan serat, vitamin (A, B dan C) serta mineral penting lainnya yang dapat membantu kita dalam mencegah penyakit kanker karena kandungan tripsin (protease) inhibitor pada terong diyakini mampu melawan serangan zat penyebab kanker.
Masyarakat Nigeria, menjadikan terong sebagai obat rematik. Dan kandungan senyawa dan zat yang ada di dalamnya, berupa striknin, skopolamin, skopoletin, dan skoparon dalam terong dipercaya oleh masyarakat Korea sebagai penyembuh encok, nyeri ppinggang, cacar dan campak, dan dapat membantu pemulihan kecanduan alcohol.
Nah, bagaimana? Masih takut dengan terong?
Sumber Gambar : http://emagrecerdemodosaudavel.com.br/uploads/2013/12/xberinjela-emagrece.jpg,q4b0832.pagespeed.ic.pb6hKJPtg_.jpg