Jika Si Kecil Bersikap Bossy

anak suka memerintahSeringkali kita melihat anak kecil yang bersikap Bossy tanpa orangtuanya berusaha untuk mengubahnya. Akibatnya anak akan dijauhi oleh teman-temannya karena mereka merasa tidak nyaman dengan gaya bossy anak tersebut.

Gayanya yang sok mengatur teman-temannya, dengan berkacak pinggang memerintah teman-temannya untuk melakukan apa yang dia mau membuat teman-temannya tidak suka sehingga memilih menjauhinya.

Kalau hal itu dibiarkan terus menerus tentunya akan tidak bagus untuk perkembangan anak itu sendiri. Walaupun begitu orangtua tidak boleh  sembarangan dalam mengatasi sikap bossy anaknya tersebut.

1. Orangtua harus bersikap tenang dan memberikan penjelasan kepada anaknya tentang perilaku seperti apa yang kita harapkan” Dede, jangan bertolak pinggang dan berteriak memerintah orang lain seperti itu. Sikap seperti itu tidak baik. Kamu bisa kok mengatakan apa yang kamu inginkan pada ibu dengan nada dan sikap yang baik dan sopan.”

2. Hindari memberikan keinginannya jika ia tidak menunjukkan perilaku yang baik seperti yang kita harapkan.

3. Pusatkan perhatian pada perilaku yang positif misalnya memberikan pujian ketika anak bersedia berbagi atau bekerjasama dengan orang disekitarnya.

Untuk mengatasi sikap Bossy Anak selain 3 cara diatas bisa diperluas dengan cara

  • 1. Jangan Dipermalukan

Orangtua harus mendukung anak melakukan komunikasi yang baik dan mengendalikan emosinya. misalnya ketika orangtua berbicara harus dengan sikap yang sopan dan nada yang tepat karena bisa jadi anak mendapat kebiasaan bossy itu dari meniru kebiasaan orangtua atau dari orang lain tanpa disadari orangtua. yang perlu diingat janganlah menertawakan, atau mempermalukan anak dengan mengolok-olok sikap bossynya. Orangtua harus tenang dan tegas.

  • 2. Cari Pemicunya

Anak-anak bersikap bossy tentu ada maksud-maksud tertentu dibalik sikapnya itu.
Misalnya:
* Pemahaman anak bahwa dengan menunjukkan sikap bossy mereka akan mendapatkan perhatian.
* Anak meniru dari lingkungan sekitarnya dan diterapkan karena menganggap hal itu wajar. misalnya sikap orangtuanya kepada pembantu, Sikap Ayahnya kepada Ibunya, atau oranglain
* Karena orangtua tidak menegur dan memberikan konsekuensi pada anak ketika anak bersikap bossy sehingga anak menganggap sikap itu benar

  • 3. Hukuman Time-Out

Terapkan Time Out  sesuai dengan usianya dengan membicarakan terlabih dahulu dengan anak tentang konsekuensinya jika anak bersikap Bossy lagi. misalnya dengan memberhentika sementara dari fasilitas yang ida dapatkan dan jelaskan kenapa orangtua menerapkan time out padanya dan meminta anak untuk tidak mengulanginya lagi.

Pastikan anak mengerti perilaku bagaimana yang orangtua harapkan dengan menanyakannya” Kalau kamu ingin teman-teman mau bermain bersama kamu bagaimana cara yang baik untuk berbicara dengan teman?” jika anak mengerti ia pasti akan menjawab “berbicara yang baik dan sopan, Ma”

  • 4. Konsisten Dampingi Anak

Agar anak tetap konsisten bersikap baik dan tidak melupakan pesan-pesan orangtuanya, tentunya orangtua juga harus konsisten mendampingi anak saat anak memperbaiki kebiasaannya.

Caranya :
* Lakukan komunikasi yang hangat, ajak anak membicarakan dampak dari perilaku bOssy yang dia lakukan. Misalnya orang sekitarnya jadi tidak merasa nyaman dan dia jadi dihindari teman-temannya.
* Gunakan media buku cerita, film edukatif anak, atau dongeng dengan tema yang terkait. dari cerita-cerita tersebut anak dapat memperoleh pemahaman yang tepat tentang cara-cara berinteraksi yang tepat dengan orang lain dan menghindaru sikap Bossy.

Sumber: Tabloid Nova 1206/XXIV/4