Tips Meredam Pertengkaran Orang Tua dan Anak

Tips Meredam Pertengkaran Orang Tua dan Anak

“Mama jahat! Mama nggak sayang aku lagi! Aku benci mama!”

“Dasar anak bandel, dibilangin orangtua malah bantah! Dasar nggak tau diuntung!”

Pernahkah adegan-adegan semacam ini dan senada dengan ini terjadi dalam kehidupan keluarga Anda? Pertengkaran khas orangtua dan anak yang sering kali tidak dapat dihindarkan manakala dua kepala sama-sama bertahan dengan egonya masing-masing. Yang satu begitu sulit diberi pengertian, yang satunya lagi begitu sulit mengerti apa yang terjadi.

Kesalahpahaman antara orangtua dan anak adalah sesuatu yang wajar. Sesekali memang akan terjadi seperti itu. Atau, bisa jadi salah satu pihak sedang mengalami gejolak, atau sedang ngambek, sehingga membuat suasana menjadi kurang menyenangkan.

Namun, sebagai pihak yang lebih dewasa, orangtua tentunya akan lebih dituntut untuk memiliki pengertian yang lebih daripada anak-anak. Orangtua perlu bersabar dalam menghadapi anak-anak mereka.

Berikut beberapa tips  meredam pertengkaran orangtua dan anak:

  1. “menyentuh” anak. Misalnya, dengan memeluknya, mengelus kepalanya, serta membelai rambutnya. Sentuhan seringkali berhasil mengembalikan kepercayaan anak terhadap orangtuanya, serta sebagai obat atas luka hatinya. Pelukan hangat orangtua akan membuat anak merasa aman dan dicintai.
  2. Meluangkan waktu khusus untuknya dan menikmati kebersamaan dengan anak. Kesibukan Anda bekerja di luar rumah sering membuat anak-anak merasa terbengkalai, merasa tidak berarti karena kurangnya perhatian. Dengan adanya waktu khusus, hal itu dapat sedikit mengobati kekecewaannya, serta merasa memiliki Anda sebagai orangtuanya. Nah, saat bersama mereka, usahakan jangan menerima gangguan apapun dari pekerjaan Anda.
  3. Tegas namun bersahabat. Anak-anak tidak boleh meremehkan Anda sebagai orangtua. Namun, ketegasan Anda pun jangan sampai membuat jarak dengan mereka, atau membuat mereka tidak dekat dengan Anda. Bersikaplah tegas terhadap hal-hal yang prinsip, namun etaplah menjadi sahabat di saat mereka membutuhkan Anda untuk mencurahkan isi hati.
  4. Tunjukkan cinta Anda. Tidak ada anak yang bisa mengerti bahasa kemarahan sebagai bahasa cinta orangtua terhadap mereka. Jika memang Anda mencintai anak-anak Anda, tunjukkanlah cinta itu dengan kasih sayang Anda terhadap mereka, dengan kelembutan, perhatian, dan ungkapan cinta.
  5. Dengarkan keluhan anak. Mendengarkan keluhan anak bukan berarti harus Anda masukkan semuanya ke dalam hati dan Anda “telan” mentah-mentah. Jadikan itu sebagai koreksi untuk Anda. Masukan yang sangat berharga, bukan? Hargailah. Dengarkan saja setiap keluahannya. Nah, jika ia telah selesai mengeluhkan semuanya, bicaralah baik-baik padanya. Misalnya ia menyampaikan dengan emosi, Anda bisa menyikapinya dengan kepala dingin. Katakan, “Terimakasih telah member ibu masukan. Ibu sangat senang kamu mau berterusterang. Dan kalau ibu boleh saran, lain kali sampaikanlah dengan bahasa yang lebih baik ya? Itu lebih enak didengar dan tidak membuat kita bertengkar.”
Sumber Gambar : http://www.tendencias21.net/photo/art/grande/3307964-4744015.jpg?v=1317192810