Membangun Komunikasi Produktif Dengan Anak

Membangun Komunikasi Produktif Dengan AnakUntuk membangun komunikasi yang produktif dibutuhkan kepekaan orang tua untuk memahami perasaan anak-anaknya dalam berbagai situasi sehingga anak tidak akan salah paham tentang maksud perkataan orang tuanya.
Sebagai orangtua tentunya harus bisa memahami anak-anaknya. Terutama saat orangtua ingin berkomentar tentang sesuatu pada anaknya, orang tua harus tahu saat tepat. Jika orang tua kurang bisa memahami perasaan anak tentang suasana hati, tentang keadaan anak, kondisi fisik anak tentulah pada saat seperti itu membuat komentar yang tidak tepat bisa berakibat fatal. Misalnya saja anak sedang capek, sedang lapar, sedang ada masalah, lagi banyak pikiran, lagi kusut, lagi suntuk, tegang mau menghadapi atau menjelang ujian, dll. Karena anak cenderung lebih sensitive pada saat-saat seperti itu.Anak bisa jadi kesal,ngambeg, marah-marah cuma karena komentar singkat yang sepele dari orang tua. Dibutuhkan pemahaman orang tua terhadap perasaan anak-anaknya biar sekonyol apapun perasaan anak tersebut.
Pada dasarnya anak membutuhkan rasa aman untuk menghilangkan rasa ketakutan-ketakutan yang menghantuinya. Jadi Respon orangtua haruslah yang bersifat memahami perasaannya supaya kekhawatiran anak bisa segera hilang dan anak bisa lebih tenang. Jika anak sudah tenang sehingga bisa berfikir jernih  barulah ibu bisa menyampaikan komentar dengan lebih tepat sasaran. Pada saat itu anak pasti lebih mudah menerima komentar ataupun nasehat orangtua.
Komentar orangtua haruslah bernada empati, dengan menyelami terlebih dahulu perasaan anak-anaknya sehingga komentar yang diberikan akan sesuai dengan perasaan anak.  Selain karena factor malu atau takut anak memiliki keterbasan kemampuan verbal sehingga susah menyampaikan perasaannya. Orang tua harus peka terhadap kebiasaan-kebiasaan anak terutama kemampuan komunikasi verbal anak untuk mengetahui isi hati anak yang sebenarnya. Orangtua bisa mengajak anak berdialog dengan memmancing percakapan terlebih dahulu dengan komentar-komentar yang bernada empati untuk mengatahui masalah anak. Asalkan anak jangan smpai merasa dipaksa menjawab atau merasa diinterogasi tentu anak akan lebih terbuka. Dengan begitu orang tua bisa mendengar semua yang menjadi keluhan-keluhan anak dan tentu saja lebih bisa memahami keluhan-keluhannya. Karena kesediaan orang tua mendengar dan memahami keluhan yang disampaikan anak, penting untuk melancarkan komunikasi.

Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com/-GmjCClvQskk/UaJ55w5U6nI/AAAAAAAABQ0/cy4B_mI2P0k/s1600/social+media+communication+linchi+kwok+blog.jpg