Saat belanja di sebuah swalayan, saya tertarik dengan jilbab-jilbab mungil untuk bayi dan balita yang terpajang di salah satu counter pakaian. Hati saya tergelitik, dan ikut nimbrung dengan beberapa orang ibu yang tengah memilih jilbab untuk putrinya.
“Membiasakan anak pakai jilbab itu harus dari kecil,” ujar seorang ibu yang sedang menggendong bayinya yang berpipi gemuk.
“Iya, kalo nggak begitu, susah nantinya membiasakan anak-anak ngerti bahwa jilbab itu wajib…”
Saya terharu mendengar percakapan kecil itu. Tiba-tiba teringat dengan ibu saya di rumah. Bersyukur rasanya, telah dibiasakan berjilbab sejak saya kecil. Sehingga setelah besar, kesadaran untuk menutup aurat itu lebih mudah.
Bagaimana memulainya?
Berikan contoh. Setiap ibu hendaknya memberikan contoh pada anak-anaknya untuk berhijab secara syar’i, demi menjaga auratnya. Jika para ibu telah memberikan contoh dengan baik, maka secara otomatis, anak-anak akan menirunya. Di TK, murid-murid perempuan saya sering mengikuti “gaya” saya dalam berjilbab. Seperti memakai dua jilbab, satu jilbab dalam, dan satu lagi jilbab luaran yang lebih besar dan lebar. Mereka juga sering melilitkan jilbab mereka menjadi cadar untuk menutupi wajah, meniru cadar yang sering saya pakai. Bahkan, terlepas dari tujuan mereka bermain-main, murid-murid laki-laki pun sering kali meniru dengan menaikkan bajunya sampai ke wajah. Seorang wali murid pernah mengadu pada saya, bahwa putranya pernah menegur, “Mama kok bajunya nggak kayak ustadzah? Mbok, mama pakai jilbabnya kayak jilbab ustadzah itu lho…besar…”
Hindari membelikan atau memakaikan anak baju-baju yang minim. Berbagai model baju orang dewasa sering kali diadopsi untuk merancang baju anak-anak. Saya sering menjumpai anak-anak balita memakai baju dengan model yang aneh menurut saya. Baju itu mirip dengan baju artis dewasa yang sering muncul di TV. Jika anak dibiasakan memakai baju-baju yang minim seperti ini, maka akan susah untuk menyuruhnya menutup aurat dengan baik. Biasakanlah anak untuk memakai baju muslimah lengkap dengan jilbabnya untuk menutup kepala saat keluar rumah.
Pakaikan juga jilbab-jilbab mungil untuk boneka yang sering digunakan anak bermain. Anda bisa menjahitnya sendiri jika mau dan mampu. Buatkan baju-baju boneka yang lucu, namun menutup aurat. Saat ini, sudah ada boneka anak yang dirancang dengan busana muslimah.
Tumbuhkan rasa malu pada diri anak-anak untuk menutup auratnya di hadapan lawan jenis. Misalnya, jika ia ingin berganti baju, mintalah ia berganti baju di kamarnya atau di kamar mandi, agar saudara laki-lakinya tidak melihat auratnya. Atau, biasakan menutup pintu kamar mandi saat buang air. Begitu juga sebaliknya.
Pakaikan pakaian dalam. Biasakan anak-anak Anda untuk memakai pakaian dalam. Agar saat ia harus melepas pakaiannya di saat darurat, auratnya tidak langsung terlihat oleh teman-temannya. Bisa juga, Anda memakaikan celana panjang di balik roknya, agar saat roknya tersibak, auratnya tetap terjaga.
Jika sejak kecil anak telah terbiasa menjaga auratnya, maka insya Allah, akan menjadi lebih mudah untuk mengarahkannya saat dewasa. Ia akan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga dan menggunakan hijab secara benar.
Sumber Gambar : https://izzysabki.files.wordpress.com/2011/12/budak1.jpg