Sekilas Tentang Aca Dan Aps

Sekilas Tentang Aca Dan ApsAnda mungkin pernah menemukan beberapa kasus keguguran berulang pada wanita hamil. Kemudian kasus ini dihubungkan dengan tes ACA positif dan APS. Sebenarnya, apa itu ACA dan APS? Berikut adalah pembahasan singkat yang dapat kami berikan untuk Anda.

ACA atau Anticardiolipin Antibody adalah tes untuk mengetahui tingkat kekentalan darah seseorang. Umumnya, wanita hamil wajib melakukan tes ini untuk mencegah terjadinya penyumbatan aliran makanan kepada janin yang dapat berujung pada keguguran. Jika seorang wanita hamil mendapatkan ACA positif, maka ini dapat merupakan pertanda sindrom APS atau Antiphospolipid Antibody Syndrom.

APS merupakan gangguan pada sistem pembekuan darah yang dapat menyebabkan thrombosis pada arteri dan vena serta dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan yang berujung pada keguguran. Hal ini disebabkan karena produksi antibodi sistem kekebalan tubuh terhadap membran sel. Sering disebut juga sebagai sindrom Hughes karena penemunya adalah rheumatologis Dr Graham R.V. Hughes.

Dalam keadaan normal, antibodi berfungsi baik untuk melawan kuman dan infeksi yang disebabkan virus, akan tetapi kadang-kadang sistem kekebalan tubuh mengalami kerusakan sehingga menyerang tubuh sendiri. Antibodi APS ini dapat dideteksi dengan tes darah tertentu. Apabila seseorang dideteksi memiliki antibodi ini, dapat dipastikan orang tersebut dapat mengalami masalah-masalah tertentu.

APS menyebabkan orang merasa lelah, sakit pada persendian, akan tetapi pada bisa juga tidak memiliki gejala-gejala tersebut. Kadang kala APS juga diasosiasikan dengan penyakit yang disebut systemic lupus erythematosis (SLE).

Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh antibodi APS ini antara lain:

  • Keguguran berulang pada kehamilan awal
  • Keguguran setelah semester pertama (13 minggu)
  • Pre-eclampsia dalam kehamilan
  • Bayi berukuran kecil
  • Thrombosis pada pembuluh darah balik (vena)

Antibodi ini ditemukan pada 2% wanita. Tapi, tidak semua orang yang dideteksi memiliki antibodi ini akan mengalami masalah diatas. Kadar antibodi ini dapat meningkat ataupun menurun dan bahkan menghilang, jadi untuk dapat mengatakan seseorang memiliki antibodi ini diperlukan tes ulang dengan jangka waktu 8 minggu dari tes pertama dan tetap positif.

Pengobatan APS antara lain dapat dilakukan dengan memberikan aspirin dosis rendah pada tahap awal kehamilan. Kadang kala dikombinasikan dengan obat antikoagulan yang bernama heparin yang berbentuk suntikan. Antikoagulan yang diberikan memang harus dengan pemberian heparin yang disuntikkan dan pada kehamilan tidak boleh digunakan obat-obat antikoagulan yang diminum seperti warfarin (Sintrom, Simarck-2) karena dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Dari berbagai sumber.

Sumber Gambar : http://e-healthmag.com/uploads/2013/09/vaccin-1.jpg