Tips Untuk Mengatasi Bayi Muntah

bayi muntahMuntah seringkali dikeluhkan oleh ibu-ibu bila bayinya mengeluarkan minuman/makanan dari mulutnya. Padahal, tidak selalu yang keluar dari mulut adalah muntah. Bisa saja itu gumoh atau regurgitasi. Muntah adalah dikeluarkannya isi lambung melalui mulut dengan adanya upaya anak mengeluarkannya. Sedangkan regurgitasi adalah keluarnya minuman/makanan melalui mulut tanpa adanya upaya anak mengeluarkannya, jadi bersifat pasif. Bayi sangat mungkin mengalami regurgitasi dan hal ini adalah keadaan normal. Hal ini akan berkurang sesuai dengan umur bayi yang bertambah (80% pada bayi usia 1 bulan, 60% pada bayi, usia 3-4 bulan, dan 5% pada bayi usia 12 bulan).

Yang perlu Anda ketahui bahwa muntah adalah suatu gejala bukan merupakan sebuah penyakit. Muntah merupakan refleks protektif tubuh karena dapat berfungsi melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. Selain itu, muntah merupakan usaha mengeluarkan racun dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran pencernaan.

Muntah terjadi melalui mekanisme yang sangat kompleks. Terjadinya muntah dikontrol oleh pusat muntah yang ada di susunan saraf pusat otak. Muntah terjadi apabila terdapat kondisi tertentu yang merangsang pusat muntah. Rangsangan pusat muntah kemudian dilanjutkan ke diafragma atau suatu sekat antara dada dan perut dan otot-otot lambung yang mengakibatkan penurunan diafragma dan konstriksi atau pengerutan otot-otot lambung.

Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam perut khususnya lambung dan mengakibatkan keluarnya isi lambung sampai ke mulut. Beberapa kondisi yang dapat merangsang pusat muntah diantaranya berbagai gangguan di saluran pencernaan baik infeksi termasuk gastroenteritis karena rotavirus dan non infeksi seperti obstruksi saluran pencernaan, toksin (racun) di saluran pencernaan, gangguan keseimbangan, dan kelainan metabolik.

Selain itu, muntah juga dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena bayi makan terlalu banyak atau terlalu cepat. Muntah sangat umum terjadi pada bayi usia di bawah tiga bulan. Bayi muntah umumnya bukanlah masalah yang besar, dengan catatan selama bayi tidak terlihat seperti sedang sakit, berat badannya tetap bertambah, muntah tidak disertai nanah atau darah, serta tidak disertai gejala demam, diare atau susah nafas.

Walaupun demikian, tentu Anda sebagai orangtua pasti merasa cemas jika melihat buah hati Anda memuntahkan makanan yang habis dimakan, dan tentu Anda akan melakukan usaha untuk mengatasi anak yang muntah. Bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut? Berikut kami informasikan tips  untuk mengatasi bayi muntah :

  • Posisi makan yang benar

Saat memberi makan bayi, lakukan dalam posisi bayi duduk atau bisa juga bayi Anda gendong. Hindari memberi makan sambil bayi Anda bermain.

  • Mengatur porsi makan

Pemberian porsi makan pada bayi tidak bisa langsung banyak, tapi Cobalah memberi makan bayi dalam porsi yang kecil beberapa kali sehari, atur juga waktu pemberian susu. Hindari memberi makan bayi setelah bayi minum susu, karena hal tersebut akan membuat bayi semakin kenyang.

  • Menyendawakan bayi

Sendawa dapat membuang udara yang terkumpul di dalam perut bayi. Beberapa saat setelah bayi Anda makan, dalam posisi berdiri (atau duduk), sanggah kepalanya dengan tangan Anda, usap-usap atau tepuk perlahan punggungnya.

  • Lubang pada botol susu harus sesuai

Lubang botol susu pada anak harus sesuai, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jika lubang dot terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat dan jika terlalu kecil, akan membuat bayi menelan banyak udara.

Untuk mengatasi bayi muntah, Anda juga bisa memberikan madu syifa kids turun panas. Jika kondisi anak tidak ada perubahan, maka sebaiknya bawa segera bayi Anda untuk mendapatkan perawatan dokter.

Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-YrQe__-muxs/TyJKHyWOgmI/AAAAAAAAAW0/0n2pnuKPTgU/s320/Bayi+muntah.jpg