Pola Asuh Mengancam Anak Memiliki Dampak Negatif Lho

pola-asuh-mengancam-anak-memiliki-dampak-negatif-lhoPola asuh mengancam biasanya digunakan para orang tua untuk menegaskan sang anak agar melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tua. Hal tersebut jika diteruskan akan memiliki dampak buruk bagi sang anak. Potensi yang sebenarnya dimiliki sang anak akan menjadi terpendam. Selain itu masih ada beberapa dampak negatif dari mengancam anak yaitu,

1. Akan Membuat Anak Menjadi Pembangkang

Jika kepatuhan sang anak hanya berdasarkan dari pola asuh anda dengan mengancam, maka kepatuhan anak tersebut hanyalah kepatuhan yang bisa berganti menjadi ketidakpatuhan. Anak akan menjadi suka membangkang apa yang diperintahkan oleh orang tua. Hal tersebut dilakukan karena sang anak sudah merasa jenuh dan bosan karena selalu menerima ancaman dari anda.

2. Anak Menjadi Penakut

Anak akan menjadi penakut jika terus – terusan mendapat ancaman dari orang tuanya. Hal tersebut bisa membuat sang anak menjadi terngiang – ngiang akan ancaman yang orangtuanya lakukan. Ketakutan yang berlebihan tersebut bisa membuat kreativitas anak anda tidak bisa berkembang secara optimal.

3. Tidak Mencerdaskan

Anak menjadi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya ia lakukan, karena hal yang ia lakukan semata – mata hanya menuruti perintah anda. Ia tidak mengerti kenapa ia harus tidur siang, kenapa ia harus makan tepat waktu, kenapa harus mandi 2 kali sehari. Sebaiknya anda berikan pengertian kenapa anak anda harus melakukan hal tersebut agar anak anda tidak hanya asal melakukan perintah anda tanpa mengetahui maknanya.

4. Berfikir Negatif

Anak akan mulai berfikir negatif tentang orangtua, ia akan mulai tidak percaya pada orangtua. Kenapa orangtuanya melakukan hal tersebut kepadanya. Kenapa orangtuanya tidak memberikan pembelaan terhadap dirinya, dan sebagainya.

5. Membuat Hubungan Orang Tua dan Anak Menjadi Renggang

Ancaman yang diberikan orangtua pada anaknya bisa membuat anak ketakutan. Apalagi jika anda mengatakan dengan mimik muka yang mengerikan, hal tersbut bisa merugikan anak. Orang tua sebagai pihak yang seharusnya paling dekat dengan anak, memberikan pengasuhan, pendidikan dan perlindungan justru menjadi sumber ketakutannya. Tentu saja, kondisi ini membuat hubungan anak dengan orang tua renggang.