Pola Asuh Anak Yang Tepat

pola-asuh-anak-yang-tepat

Pola asuh anak setiap orang tua berbeda, namun pada biasanya para orang tua akan meniru atau mencontoh pola asuh dari orang tua mereka terdahulu. Karena pola asuh tersebut bisa juga merupakan pola asuh yang turun temurun. Pola asuh anak juga menentukan karakter dari anak kita nantinya. Oleh karena itu pastikan anda menggunakan pola asuh anak yang tepat pada anak anda. Berikut ini ada beberapa macam  pola asuh anak yang bisa dijadikan referensi bagi anda :

1. Pola Asuh Otoriter

Otoriter ini merupakan pola asuh orang tua yang menurut saya paling bahaya. Dimana semua keinginan orang tua harus dituruti oleh anak tanpa pengecualian. Disini anak tidak bisa memberikan pendapat dan hanya harus mengikuti kemauan orang tua. Biasanya kemuan dari orang tua tersebut tanpa diberikan alasan. Akibatnya bisa membuat anak “Depresi“. Apabila anak tersebut berhasil mengikuti pola asuh yang seperti ini maka anak akan bersifat seperti orang tuanya.

Si anak akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri karena kebebasannya terkekang.  Selain itu si anak menjadi pribadi yang rendah diri, tertutup terhadap lingkungan sekitarnya and tidak memiliki kreativitas sehingga anak tidak mempunyai keberanian untuk mencoba hal-hal yang baru.

2. Pola Asuh Neglectful

Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan seperti ini tidak terlalu peduli pada kehidupan anak. Akibatnya, anak seringkali merasa diabaikan karena orangtua terlalu sibuk dengan kepentingan mereka sendiri. Biasanya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri, kurang bisa bersosialisasi, dan kerap merasa dirinya kurang berharga.

3. Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter. Dalam pola asuh permisif  anak memiliki kebebasan yang besar dari orang tuanya sehingga anak dapat mengembangkan kreativitasnya. Segala keinginan anak selalu dikabulkan oleh orang tuanya. Akibat diberikan kebebasan yang besar dan segala keinginannya dikabulkan oleh orang tuanya, anak tidak mengetahui batasan-batasan yang jelas dalam melakukan aktivitasnya.

Anak susah membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka bisa menjadi memiliki rasa ego yang tinggi sehingga menjadi pribadi yang individualistik (tidak memikirkan akibat dari perilakunya pada orang lain). Anak hanya menuntuk haknya tetapi tidak mempunyai kewajiban, beban, disiplin dan hanya menjalankan segala yang ingin dilakukannya tanpa memiliki target yang jelas. Dampaknya, anak memilki prestasi  dan tingkah laku (sopan santun)yang kurang.

4. Pola Asuh Anak Demokratis

Demokratis ini merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana orang tua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya. Disini orang tua lebih mau mendengar keluhan dari anaknya, mau memberikan masukan. Ketika anaknya diberi hukuman, orang tua menjelaskan kenapa dia harus dihukum. Pola asuh ini menurut saya tidak banyak dimiliki oleh orang tua zaman sekarang. Pola asuh anak ini lebih mendorong atau membiarkan sang anak untuk berkreativitas, sehingga sang anak tidak akan merasa tertekan.

Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh ini akan tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga anak memiliki kepribadian yang kuat dan dapat mengembangkan segala kreativitasnya dengan baik. Dalam menyelesaikan segala hal atau masalah, segala sesuatunya diselesaikan secara musyawarah (demokratis) sehingga memperoleh hasil yang positip.

Contoh dari pola asuh ini, dimana orang tua mau mendengarkan curhat dari anaknya, mau memberikan solusi dari masalah yang dihadapi anaknya. Orang tua lebih mengajarkan anak untuk lebih baik, misalnya mengetuk pintu sebelum masuk rumah dan menjelaskan kenapa harus melakukan hal itu.