Orang Tua Bukan Polisi

Orang Tua Bukan PolisiSeringkali orangtua lupa untuk mencari kebaikan anak dan memberikan pujian. Orangtua lebih sering berperan sebagai polisi yang bertugas mencari kesalahan-kesalahan anak dan memberikan hukuman. Hal seperti itu tidaklah benar karena orangtua baru bertindak setelah anak melakukan kesalahan, bukan mencegah, mengarahkan dan membimbing anak sebelum kesalahan terjadi.Seharusnya sebelum membuat peraturan orangtua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak bukan diukur dengan ukuran orang dewasa. Jangan sekali-kali menggunakan tolok ukur orang dewasa dalam menetapkan apakah perilaku anak salah atau benar, patuh atau melanggar karena orangtua bukan polisi.
Berikan perhatian positif ketika anak berbuat baik dengan memberikan pujian, ciuman, senyuman, anggukan kepala. Jangan Cuma memberikan perhatian terhadap kesalahan-kesalahan anak. Supaya ada keseimbangan antara perhatian positif dan negative.
Ada 2 kemungkinan rekasi anak dalam menghadapi orangtua yang berperan sebagai polisi.
Anak-anak akan belajar untuk selalu menjadi penentang, sebisa mungkin mengelak dari kekuasaan. Tipe penentang bisa digolongkan menjadi:
1. Tipe penentang aktif
Mereka akan menjadi keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saja keinginan orangtua.
2. Tipe pemberontak dengan cara halus
Anak seperti ini biasanya memilih bersikap diam tetapi tidak juga mengikuti perintah dan bersikap pura-pura patuh.
3. Tipe selalu terlambat
Tipe seperti ini baru akan mengikuti perintah setelah melihat orangtua jengkel, marah, dan mengomel karena kemalasannya. Mereka sengaja menunda-nunda sehingga terlambat untuk membuat orangtua marah terlebih dahulu, walaupun sebenarnya mereka bisa mengerjakannya tepat waktu.

Sumber: “ Mendidik Dengan Cinta” Irawati Istadi

Sumber Gambar : http://www.bakersroyale.com/uploads/2013/05/Parents-Logo.jpg

3 Comments

  1. orang tua memang bukan polisi buat anak mereka tp bagaimanapun orang tua harus tetap memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan anaknya. mulai dari urusan sekolah, pergaulan sampai urusan makanannya..jangan sampai anak kita salah makan, jajan sembarangan yang bisa mengakibatkan timbulnya penyakit.contohnya seperti diabetes,karena pola makan yang tidak teratur (makanan sekarang banyak yang mengandung added sugar) menjadi obesitas dan berakibat diabetes bun..

  2. selain jangan kita harus bisa merubah bahasa ya agar anak kita menurutinya ?? tp kl kl kita menasehati agar tdk terlalu banyak permen gmn ya ? krn saya takut kl permen itu banyak zat penambah gula yg mengakibatkan obesitas

  3. kalo masalah kesehatan utk kita pantas jd polisi krn anak anak kadang kadang tdk tau itu makanan menyehatkan atau malah bikin sakit

Comments are closed.