Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Seorang anak dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut Adi W. Gunawan Gaya belajar adalah cara yang lebih anak sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasana dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri.
Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).
Macam-macam Gaya Belajar anak :
1. Visual
Gaya Belajar Visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar anak paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
- Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
- Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
- Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat
- teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
- Tidak suka bicara didepan kelompok dan tidak suka pula mendengarkan orang lain.
- Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
- Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
- Tidak terganggu meskipun berada ditengah situasi yang ribut dan ramai
- Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna
2. Auditori
Gaya belajar Auditori mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Anak harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi itu. Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
- Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
- Semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran
- Cenderung banyak omong
- Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
- memiliki kesulitan menulis ataupun membaca
- Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
3. Kinestetik
Gaya belajar Kinestetik mengharuskan anak menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tidak semua anak bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
- Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar
- Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
- Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif
- Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
- Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
- Menyukai praktek/ percobaan
- Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak:
Anak Visual:
- Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
- Gunakan warna untuk memberi tanda hal-hal penting.
- Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
- Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
Anak Auditori:
- Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
- Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
- Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Anak Kinestetik:
- Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
- Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
- Gunakan warna terang untuk memberi tanda hal-hal penting dalam bacaan.