Mengatasi Kemarahan Anak Dengan Kemarahan, Efektifkah?

Mengatasi Kemarahan AnakMenurut Kak seto “emosi marah, adalah emosi yang paling sulit dikendalikan oleh anak-anak”. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja merasa perlu untuk mengikuti kelas manajemen marah. apalagi anak-anak, yang senantiasa mengungkapakan apa yang mereka rasakan dengan spontanitas.

Anak pertamaku secara tidak langsung banyak mengajarkan padaku cara menghadapi kemarahannya. Seringkali saya merespon kemarahannya dengan kemarahan juga. Ternyata respon itu sangat tidak efektif. efektif pada awalnya, tapi merepotkan pada akhirnya. Justru dia  belajar tentang kemarahan lebih jauh dengan kemarahanku. Bukannya bisa membantunya mengatasi kemarahannya. parahnya lagi kemarahannya yang semakin bertambah ini akan dia bawa saat berinteraksi dengan adiknya dan juga teman-temannya. WoW …sangat menyedihkan!!! saya, ibunya telah membuatnya begitu, sehingga tentu itu akan sangat mempengaruhi proses sosialisasnya. dan yang  ga kalah penting mempengaruhi kecerdasanya.

seringkali, Setelah beberapa saat barulah tersadar bahwa saya telah melakukan kesalahan fatal dalam memperlakukannya. Barulah timbul penyesalan yang dalam. sering saya bertanya-tanya apakah yang dia rasakan? Betapa orang yang paling dia sayangi telah menorehkan luka yang dalam dan membekas ke dalam jiwanya. pada saat seperti ini biasanya timbullah tekad bahwa saya tak boleh lagi melakukannya dilain waktu. Saya harus belajar menjadi seorang ibu yang sabar dan bijak. Belajar memahami perasaannya. Berempati terhadap yang dia rasakan. Tapi di lain waktu kembali lagi terulang-ulang. Duh sayang maafkan ummi..ummi sedang belajar menjadi ibu yang sabar dan memahami perasaan dan keinginanmu.

Suatu hari saya mencoba menahan diri sekuat tenaga ketika anak sulungku ini mulai merengek, menangis, mengamuk, dll…ku mencoba menenangkan diri dan mencoba untuk memahaminya dan mengungkapakan rasa sayangku dengan setulusnya disela-sela upaya untuk mengendalikan emosi diri melihat tangisan dan kerewelannya, baik dengan kata-kata maupun dengan pelukan dan belaian. AJAIB…tangisannya perlahan mereda, dan jiwanya mulai tenang. Keadaan ini membuatku sangat tersentak. Apakah ini berarti selama ini dia merasa kurang kasih sayang, kurang perhatian. Apakah dia merasa kekurangtulusan kasih sayang dariku, ibunya sendiri.

Saya jadi bertanya-tanya tentang diriku sendiri. banyak yang harus dibenahi. Yah bagaimanapun kesabaran pasti memberikan hasil yang terbaik. Ini berarti sangatlah tidak efektif mengatasi kemarahan anak dengan kemarahan juga. Malah justru membuat dia belajar marah lebih jauh.

Dalam islam kita diajarkan trik-trik mengatasi kemarahan dianataranya adalah : jika sedang marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya duduk, dan jika sedang duduk hendaknya berbaring, bisa juga dengan mengambil air wudhu agar mendinginkan emosi kita yang sedang bergolak.

Berikut ini saya kutipkan dari bukunya kak seto “membantu balita dalam mengendalikan kemarahannya” ada beberapa cara positif untuk mengendalikan kemarahan, misalnya dengan :

  • Menggambar, mencoret-coret kertas, mewarnai gambar untuk menunjukkan kemarahannya
  • Merobek-robek kertas dan membuangnya jauh-jauh
  • Berteriak ditempat yang sepi
  • Melemparkan batu jauh-jauh kesungai atau laut
  • Ajarkan anak untuk melakukan relaksasi, seperti menghela nafas panjang dan menghembuskannnya di saat kemarahanya memuncak.
  • Tunjukkan pula bahwa kita akan selalu siap dan rela mendengarkan keluhannya saat marah, sepanjang dia mengekspresikan marahnya dengan cara yang positif

semoga para ibu bisa menjadi pendidik terbaik untuk semua buah hatinya agar anak-anak kita bisa menjadi generasi yang sehat lahir batin sehingga bisa meneruskan perjuangan  generasi sebelumnya.

Sumber Gambar : http://c2.plzcdn.com/ZillaIMG/4712ddeae4577b73127b633f0904776d_1402171387_medium.jpg

5 Comments

  1. saya seorang anak yg menginginkan orang tua saya memiliki kbijaksanaan dlam menghadapi kmarahan saya. tp syangnya mereka tdak tau apa yg saya inginkan. mereka membalas kmarahan saya dengan kemarahan mereka. akhirnya saya pun menjadi pribadi yg tdak baik, sering marah2, dan tdak ada rasa blasksihan lagi terhdap orang lain (jiwa sosial yg kurang). bagaimana sharusnya sikap saya untuk mengtasi orang tua yang seperti ini?

    • dear erny……..

      jika erny sudah menyadari akar permasalahannya, maka langkah yang terbaik adalah tidak selalu menyalahkan orangtua u karakter yg terbentuk (meskipun mereka jelas2 salah, entah karena ketidaktahuan, atau apalh sebabnya). mengapa? kr kehidupan erny terus berlanjut. erny hidup dalam lingkungan sosial. dmana kesuksesan dan kenyamanan perjalanan hidup erny sagat dipengaruhi oleh sikap/karakter erny dalam bersosialisasi. dan mungkin akan banyak sekali konsekuensi dari sikap/karakter yg kurang baik itu akan kembali kepada erny sendiri. nah dg bgt siapa yanga akan rugi? ya betul eny sendiri. sementara orangtua hanya bisa melihat, mengawasi, bersedih , dll.

      jadi mulailah bertanggungjawab 100 % atas semua hidup erni. erny harus berjuang dg sungguh2 melatih pengendalian diri/mengontrol emosi. bisa dengan banyak@ membaca buku motivasi sampia mengikuti training2.

      semoga dengan begt erny akan bisa mengubah ortu erni. ubahlah org disekitar erni dengan mulai dari diri sendiri.

      selamat berjuang…….

  2. Terima kasih, artikel nya sangat membantu…. Saya tergolong org yg emosian! semoga dengan membaca artikel ini, kemarahan itu tidak lagi ada!

  3. Terimakasih atas artikelnya…semoga kemarahan itu tak ada lagi

  4. hebattttt….. begitu seharusnya seorang ibu… ^_^!!
    thanks ya… tulisan ini banyak menambah wawasan….

Comments are closed.