Komunikasi antara orang tua dan anak perlu dijaga dengan baik. Komunikasi tidak hanya dalam hal berbicara lewat lisan saja. Berkomunikasi itu banyak macamnya. Secara lisan adalah komunikasi yang utama dan pertama. Namun ada komunikasi lain yang membuktikan keberhasilan seorang anak untuk masa depannya.
Komunikasi yang berbentuk “contoh” atau “teladan” dari orang tua berupa tindakan nyata. Sebagaimana tulisan sebelumnya tentang contoh/uswah yang diberikan oleh orang tua dalam mendidik anak, memang hal yang sangat baik.
Ada sebuah kisah bocah desa yang hidup diantara orang-orang yang hanya mengetahui tanaman, tanaman, dan tanaman lagi. Ia hidup diantara para petani sawah maupun petani kebun. Orang tuanya bekerja sehari-hari di sawah, ia seorang petani. Orang tua sebagai petani harus memberikan contoh/teladan pada anaknya. Bawalah anak ke sawah, bawalah anak ke kebun, bawalah kemanapun seorang ayah atau ibu untuk mengenal berbagai jenis tanaman. Bawalah anak untuk mengetahui bagaimana menyikapi tanaman, untuk mengetahui cara penggunaan alat-alat untuk bercocok tanam, dan lain sebagainya.
Awalnya hanya cukup “membawa” seorang anak ke sawah saja. Janganlah menyuruh seorang anak untuk langsung bekerja. “Bawalah” anak setiap orang tua pergi kesawah. Waktu terus berjalan, terus berputar, dan hari berganti, serta bulan pun berlanjut ke bulan berikutnya. Ajarkanlah anak sedikit demi sedikit bagaimana “cara” memegang cangkul. Iya’, cukup hanya “memegang” cangkul saja. Karena tidak disadari bahwa “memegang” cangkul adalah teori yang tersembunyi namun sangat berharga dalam mendidik anak.
Setelah anak mampu bagaimana cara “memegang” cangkul dengan baik. Ajarkanlah sedikit demi sedikit menggunakan cangkul tersebut. “Menggunakan” cangkul perlu diajarkan kepada anak dengan baik pula. Anak tak akan bisa memegang cangkul dan menggunakan cangkul jika hanya melihat saja. Berilah ia kesempatan untuk mempraktikannya dengan bimbingan orang tua. Dengan cara tersebut maka seorang anak akan mengerti bagaimana memegang cangkul, bagaimana menggunakannya, dan mengetahui apa guna dan manfaat cangkul tersebut.
Para sahabat yang budiman, mari kita tarik contoh diatas kepada kehidupan beragama kita. Kita sebagai orang yang mempunyai keyakinan beragama, dianjurkan mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada anak-anak kita, memilih mana yang baik untuk diajarkan, caranya, manfaat dan kegunaannya. Berilah ilmu sebanyak-banyaknya kepada anak kita agar anak kita mengetahui agama sebagai petunjuk bagi dirinya untuk mengeluarkan permasalahan dalam dirinya dan menemukan sebuah penyelesaian.
Sahabat, segala sesuatu yang berhubungan dengan agama sangatlah luas. Jadi banyak hal yang perlu diajarkan kepada anak-anak kita. Salah satu yang perlu diajarkan sebagai cara mendidik anak yang benar adalah mendidik anak menghargai orang tua, menghargai teman, menghargai guru, bahkan menghargai dirinya sendiri. Namun sahabat, kita tak akan dapat menanamkan nilai-nilai baik kepada anak kita jika diri kita tidak baik. Mendidik Anak Dengan Menjalin Komunikasi yang Baik dengan anak adalah salah satu cara mendidik anak yang benar agar ia lebih mudah menirukan dan mencontoh kebaikan yang kita lakukan.
Profil Penulis
Syaifulloh Yusuf, S.PdI adalah alumni Fakultas Ilmu Agama Islam UII Yogyakarta yang sedang menempuh studi S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
sumber gambar : http://m1.paperblog.com/i/179/1797723/libros-padres-L-dS7toL.jpeg