Mendidik Anak dengan Memberi Hadiah yang Tepat

hadiah untuk anakreward sangat penting dalam hal mendidik anak. Hadiah akan membuat anak menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu. Konsep hadiah ini sudah ada dalam konsep ajaran Islam, yaitu dengan adanya surga bagi siapa saja orang yang beriman dan bertaqwa. Allah memberikan hadiah surga bagi orang yang memang layak mendapatkan fasilitas yang ada di surga. Jadi, Allah memberikan hadiah sesuai dan tepat dengan apa yang dilakukan oleh hambaNya.

Adalah kelaziman anak memiliki keinginan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan buatnya. Inilah yang harus  dimanfaatkan orang tua untuk mendidik anak. Kita bisa memberikan hadiah ketika dia telah melakukan sesuatu. Pertanyaannya, bagaimana memberikan hadiah yang  tepat kepada anak?

Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa hadiah tidak selalu materi, bisa juga pengalaman batinnya, misal berekreasi. Ada dua perspektif yang bisa kita jadikan acuan, yang pertama adalah pekerjaan atau perbuatan apa yang dia lakukan. Seberapa besar atau rumit pekerjaan yang dia lakukan dapat menentukan jenis hadiah apa yang akan diberikan.

Misalnya, anak sedang belajar membaca. Ketika ia sudah bisa membaca 10 huruf, Anda bisa memberikan dia hadiah berupa makanan ringan yang ia suka misalnya. Ketika ia sudah hafal semua huruf, Anda bisa mengajaknya pergi wisata ke tempat yang ia senangi. Nah, semakin tinggi tingkatan yang telah ia capai dapat semakin besar pula hadiah yang ia lakukan.

Perspektif yang kedua adalah apa yang sebenarnya dia inginkan. Anda dapat menanyakannya di saat-saat santai tentang apa sih yang sedang dia inginkan. Contoh, sambil mengantar anak sekolah, sekali-kali tanyalah,”Kak, kakak lagi pengen apa sekarang?.” Si anak menjawab,”Kakak sekarang lagi pengen banget ke Gembira Loka Yah, yuk kita  ke sana hari minggu besok.”. Jawablah,”Insya Allah kak, nanti kita ke sana, tapi syaratnya, kakak harus lulus iqra’ dulu. Kan udah jilid enam sekarang, jadi sebentar lagi dah lulus Iqra’. Nah, kalau udah, nanti insya Allah kita ke Gembira Loka.”. Dengan begitu anak akan termotivasi untuk mengaji atau melakukan perbuatan lain yang arahnya untuk mendidik dia.

Yang perlu menjadi perhatian adalah, jangan mengiyakan keinginannya, walaupun dia telah berhasil melakukan suatu pencapaian tertentu, jika keinginannya adalah sesuatu yang tidak bisa kita turuti dan juga belum pantas untuknya. Misal, anak kelas 6 SD, karena sering melihat temannya mengendarai motor, ia ingin dibolehkan naik motor atau bahkan ingin dibelikan. Maka kita harus tegas melarang hal ini.

Namun, dengan cara yang bijak pula, jangan memarahi dan membentaknya. “Apa? Motor? Kamu ngawur! Masih kecil dah mau naik motor. Gak boleh!!”. Gantilah dengan misalnya,”Kakak pengen motor..? Kak, motor itu hanya boleh dikendarai orang yang sudah berusia 17 tahun ke atas dan sudah mendapat SIM.  Karena belum, bisa membahayakan banyak orang. “

Nah, yang paling baik adalah mengkombinasikan kedua perspektif tersebut. Berilah hadiah berdasar apa yang ia inginkan dengan catatan tadi, dan juga pencapaian apa yang telah dia lakukan (proporsional). Dengan mengkombinasikan keduanya, itu bisa menjadi hadiah yang tepat untuk anak. Jadi, kita harus dapat mendidik anak dengan memberi hadiah yang tepat.

PENTING UNTUK ANDA : 

[wpsc_products product_id=’16387′]

[wpsc_products product_id=’16332′]

[wpsc_products product_id=’16301′]

sumber gambar : http://www.antelife.com/media/catalog/product/cache/1/thumbnail/471x471/9df78eab33525d08d6e5fb8d27136e95/d/r/dropshipping-gifts-pic1.jpg