Mendidik Anak adalah Seni

mendidik anak sesuai karakterSetiap orang dilahirkan tak ada satupun yang sama, sekalipun ia kembar. Begitulah kebesaran Allah, dari manusia yang pertama hingga sekarang, tak pernah ada manusia yang benar-benar sama identik, terutama karakternya. Mirip mungkin, tapi sama tak akan pernah ada. Perbedaan itulah yang membuat orang tua harus bisa memahami karakter setiap anaknya.

Butuh kreativitas yang tinggi dalam mendidik anak. Itulah mengapa, mendidik anak  adalah seni. Seni tidak boleh kaku, ia harus ekspresif, fleksibel. Tidak bisa melihat dari satu sudut pandang saja untuk menghasilkan karya seni yang bagus. Begitu pula dalam mendidik anak.

Daya kreasi, wawasan yang luas, dan kemampuan membaca karakter merupakan kunci sukses dalam mendidik anak. Kita tidak bisa dan tidak boleh hanya berpaku pada satu metode saja untuk mendidik anak. Butuh “stok” metode yang cukup agar kita bisa menyesuaikannya dengan karakter anak.

Mungkin kita dahulu seringkali mendapat cara mendidik anak dari orang tua kita yang tentu zamannya sudah berbeda dengan sekarang.Jika dulu belum berkembang teknologi, saat ini teknologi sudah menjadi karib di setiap rumah. Dahulu televisi masih satu dan hitam putih, sekarang sudah banyak stasiun TV. Di sinilah seni mendidik anak berbicara. Bagaimana orang tua bisa membaca situasi yang ada saat ini dan bersikap yang tepat.

Pemahaman terhadap karakter anak akan sangat vital sebagai dasar untuk menentukan cara mendidik anak yang tepat. Tidak bisa kita bertindak dan bersikap tanpa memiliki dasar. Susunan senyawa kimia minyak memiliki karakter yang tidak bisa disatukan dengan senyawa air sehingga air tidak akan bisa kita paksakan untuk menyatu dengan minyak.

Orang yang tidak paham karakter minyak tersebut, pasti ia akan membersihkan minyak hanya dengan air. Padahal minyak itu tidak akan bisa hilang. Begitu juga dengan kita tidak bisa memaksanakan anak menjadi polisi padahal dia seorang yang fisiknya lemah. Tindakan yang benar dan tepat, akan berbuah hasil yang manis. Menanam mangga tanpa kita tahu karakateristik dan cara merawatnya mangga maka mangga tidak akan berbuah.

Jika kita salah mendidik anak, maka buahnya pun tidak akan manis. Hal ini sekali lagi menegaskan bahwa memahami karakter anak adalah kunci sukses orang tua. Setelah paham, maka selanjutnya adalah menentukan cara yang tepat untuk menghadapi anak. Jika si anak memiliki karakter suka bercerita, maka cara yang tepat mengahadapinya adalah dengan menjadi pendengar yang baik bagi si anak. Bagaimana agar dia tidak jenuh atau bahkan bila cara itu tidak berhasil. Seperti judul di atas, mendidik anak adalah seni. Segera cari cara lain dengan referensi dan kreativitas yang kita miliki.

Jika kita sudah menjadi pendengar yang baik dia masih sulit untuk kita arahkan, maka bisa jadi saja kita rekam saat dia bercerita dan perlihatkan videonya. Pujilah dia,”Wih, kakak keren. Pinter banget.”. Lalu setelah itu Anda bisa katakan padanya,”Nah, kakak kan pinter cerita, coba sekarang baca kidah nabi, terus nanti ceritain lagi.”. Dengan begitu anak akan belajar sendiri kisah nabi lalu jelaskanlah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Jangan sampai kehilangan akan dan ide dalam mendidik anak. Jangan ada kata-kata,”Waduuuhh…anakku itu lho, susah banget diatur. Udah gak tau harus gimana lagi!”.

Inilah kata-kata pemutus harapan. Berarti kita jauh dari orang tua yang amanah karena menyerah sebelum perjuangan selesai. Padahal kita tahu, bahwa kita dititipkan Allah anak, pasti karena Allah menganggap kita pantas dan mampun untuk mendidiknya. So, be smart parents!

PENTING UNTUK ANDA :

[wpsc_products product_id=’16204′]

[wpsc_products product_id=’16253′]

[wpsc_products product_id=’16138′]

sumber gambar : http://www.gameedukasianak.com/blog/uploads/2013/07/Pendidikan-Karakter-Anak.jpg