Pada sebagian wanita, kista justru terdeteksi pada masa kehamilannya. Kista ini bisa saja sudah ada sebelum hamil, namun tidak terdeteksi. Adanya peningkatan hormon estrogen saat kehamilan memang bisa memicu terjadinya pembesaran kista. Kista ovarium saat hamil dapat tumbuh di dalam indung telur yang merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumor tersebut berupa kista, padat, dan berpengaruh pada mekanisme kerja hormon. Pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi perebutan ruangan, dimana kehamilan makin membesar.
Selama tidak mengganggu kehamilan, kista umumnya akan dibiarkan sambil dipantau apakah akan mengecil, menghilang, ukurannya tetap, atau malah membesar. Kista yang kecil dan tidak membesar umumnya tidak akan mengganggu kehamilan maupun pertumbuhan janin. Hanya kista berukuran besarlah (di atas 7 cm) yang dikhawatirkan beresiko menimbulkan komplikasi dan kegawatan pada kehamilan seperti keguguran, bayi lahir prematur serta kematian bayi.
Kista dapat mengganggu perkembangan rahim jika keberadaannya sampai mendesak rongga perut. Pertumbuhan janin dapat terhambat karena pembuluh-pembuluh darah yang menyuplai oksigen maupun bahan-bahan makanan untuk bayi terhambat akibat terdesak oleh kista. Kista yang besar bisa menimbulkan kelainan letak janin dalam kandungan, atau menghalangi turunnya kepala di jalan lahir pada waktu persalinan. Oleh karena itu bila ditemukan kista permanen yang besar, maka perlu tindakan pembedahan pada kehamilan sekitar 18 minggu.
Pemantauan akan terus dilakukan dokter untuk mengetahui, apakah ada keganasan pada kista atau tidak. Pada kasus ini, jika kondisi ibu baik, dokter akan mempertahankan kehamilan dengan cara melakukan tindakan pemeriksaan dan perawatan secara intensif. Umumnya, proses persalinan dilakukan dengan tindakan operasi. Sebaliknya, jika kondisi ibu dan janin buruk, beberapa dokter tidak akan mempertahankan kehamilan untuk menyelamatkan kondisi sang ibu.
Pada kedudukan kista di pelvis minor, persalinan dapat terganggu dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesarea. Pada kedudukan kista ovarium di daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung normal, tetapi bahaya postpartum mungkin terjadi torsi kista dan infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal bila diketahui terdapat kista ovarium dilakukan laparotomi untuk mengangkat kista tersebut.
Penderita kista ovarium pada kehamilan harus mewaspadai jika ada dugaan kista namun disertai dengan tanda awal kehamilan. Kista harus dideteksi secara akurat. Karena secara sepintas, bentuk kista ovarium mirip dengan corpus luteum. Corpus Luteum adalah sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan. Apabila Corpus luteum diambil karena disangka sebagai kista ovarium (indung telur), maka bisa terjadi keguguran, karena corpus luteum berfungsi mempertahankan fungsi hormon semasa kehamilan muda. Kelak setelah plasenta terbentuk sempurna, maka fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.
sumber gambar: 1. http://4.bp.blogspot.com/-bMZayV3cXS8/UXpTcuvC6TI/AAAAAAAAIhw/5SPMzdkgZPs/s1600/quistes+ov%C3%A1ricos+synergy+worldwide.jpg 2. http://fetal-treatment.org/assets/0/72/144/17640800-008b-4f7d-a47d-be46b383ac09.jpg?n=2471