Apa itu gangguan sensori integrasi?
Menurut Ayres ( 1988) gangguan sensori integrasi anak adalah otak tidak mampu mengolah input sensori secara efisien. Namun hal tersebut bukan berarti otak anak mengalami kerusakan, hanya otak tidak mampu mengolah informasi yang tepat. Jika proses penangkapan informasi sensori mengalami hambatan atau terputus maka akan akan diam saja atau tidak merespons.
Secara fisiologis, gangguan sensori integrasi mencerminkan adanya disfungsi neurologis sentral yang ringan, yakni meliputi sistem multisensorik. Kelainan tersebut juga memperngaruhi perilaku seseorang dalam cara yang sulit dipahami.
Apa yang menjadi penyebab sensori integrasi anak?
1. Faktor genetik
Seringkali anak yang mengalami gangguan sensori integrasi mempunyai saudara atau orang tua yang mempunyai gangguan yang sama.
2. Pengaruh saat anak dalam kandungan
Ada beberapa macam hal yang bisa mempengaruhi kondisi anak ketika di dalam kandungan. Salah satunya adalah adanya kandungan kimia, racun atau logam berat yang masuk ke janin. Virus yang dapat menyebabkan penyakit pada ibu, dan juga stress yang tinggi saat kehamilan. Beberapa hal tersebut kemungkinan bisa menyebabkan sang anak menjadi lahir dalam keadaan prematur.
Beberapa jenis gangguan sensori integrasi anak
1. Gangguan sensori modulasi
Yaitu kesulitan dalam mengatur respon adaptif terhadap suatu stimulus tertentu. Anak yang mengalami gangguan modulasi dapat menunjukkan reaksi yang tidak sesuai dengan situasi. Bisa saja menunjukkan reaksi yang berlebihan atau bahkan tidak bereaksi.
Contoh :
- anak tidak tahan dengan suara blender, maka ia akan menangis, menutup telinga, lari ke kamar atau minta blender dimatikan.
2. Gangguan diskriminasi sensori
Yaitu ketidakmampuan dalam mengartikan suatu kualitas sentuhan, gerakan dan posisi tubuh atau kesulitan dalam menjabarkan suatu input secara tepat.
Contoh :
- mainan sering rusak, karena anak tidak bisa mengontrol kekuatan
- menulis terlalu tebal atau tipis. Gangguan diskriminasi visual akan menghambat anak dalam perkembangan membaca. Sedangkan gangguan diskriminasi taktil akan mengganggu perkembangan motorik halus, seperti menulis.
3. Gangguan sensori praksis
yaitu ketidakmampuan anak dalam merencanakan suatu gerak motorik baru. Sebagai salah satu gangguan pemrosesan sensori dari sistem vestibuler.
Contoh : Anak lebih lama melakukan sesuatu dari anak lain, misalnya belajar naik sepeda, menali sepatu, menulis. Ada pula anak yang menghindari berbagai aktivitas karena tidak dapat melakukan dengan baik.