Keguguran merupakan salah satu masalah ibu hamil pada masa kehamilan yang sangat ditakuti oleh banyak wanita. Keguguran adalah hilangnya janin dalam kandungan dari rahim seorang ibu sebelum kehamilan memasuki usia minggu ke 20 masa kehamilan. Secara medis, keguguran juga disebut dengan aborsi spontan. Namun, istilah aborsi dalam hal ini tidak sama halnya dengan definisi aborsi yang secara umum dikenal oleh masyarakat. Meskipun ciri-cirinya sama yaitu hilangnya janin dari rahim seorang ibu hamil.
Sampai dengan saat ini, penyebab keguguran belum diketahui secara pasti. Sebagian besar kasus keguguran biasanya terjadi pada usia kehamilan trimester pertama dan penyebab keguguran adalah adanya kelainan kromosom pada bayi. Kromosom sendiri merupakan pembawa gen di dalam sel tubuh yang akan menentukan sifat fisik seorang bayi. Umumnya masalah kromosom pada bayi yang menjadi salah satu penyebab keguguran terjadi secara kebetulan dan tidak berhubungan dengan kesehatan ibu hamil maupun sang ayah.
Penyebab Kegugurun Atau Meninggal Dalam Kandungan
Banyak faktor lain yang menjadi penyebab keguguran atau bayi meninggal dalam kandungan, bisa karena kondisi kesehatan ibu hamil atau dari janinnya itu sendiri.
1. Gawat janin
Melalui tali pusat, nutrisi serta oksigen yang dibutuhkan oleh janin dialirkan ke janin. Jika tali pusat tersebut terpelintir, tentu saja suplai oksigen dan nutrisi menjadi terganggu bahkan terhenti. Hal ini biasanya terjadi karena gerakan janin yang terlalu berlebihan, terutama gerakan janin yang satu arah saja.
2. Kehamilan lewat waktu
Pada umumnya, masa kehamilan ditargetkan hingga usia 42 minggu. Jika masa kehamilan lebih dari itu, maka kehamilan akan dianggap lewat waktu. Plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsi dari plasenta menjadi berkurang, dan yang dikhawatirkan adalah janin dalam kandungan akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Tidak hanya itu saja, masa kehamilan yang lewat waktu juga dapat menyebabkan cairan ketuban berubah menjadi kental dan hijau, yang jika cairan tersebut terhisap oleh janin dan masuk ke paru-paru maka bisa menyebabkan janin keracunan, infeksi dan berakhir pada kematian.
3. Golongan darah ibu tidak sama dengan janin
Kemungkinan lain penyebab keguguran atau bayi meninggal dalam kandungan adalah tidak cocoknya darah janin dengan ibu. Misalnya saja janin memiliki golongan darah A atau B sementara itu ibunya memiliki golongan darah O atau bisa juga sebaliknya. Ketidakcocokan golongan darah inilah yang menyebabkan nutrisi dan juga oksigen sulit masuk ke janin. Sementara itu, darah ibu akan membuat sebuah zat antibody yang menyebabkan perkembangan janin terhenti.
4. Penyakit yang diderita ibu dan infeksi
Gangguan penyakit yang dialami oleh ibu hamil juga dapat mengganggu perkembangan janin terhenti. Misalnya saja ibu hamil menderita penyakit tertentu seperti jantung, hipertensi, diabetes dan lain sebagainya yang menyebabkan janin kekurangan oksigen dan asupan nutrisi. Tidak hanya itu saja, infeksi virus maupun bakteri juga membuat perkembangan janin menjadi terganggu bahkan janin bisa meninggal dalam kandungan.
5. Trauma saat kehamilan
Ibu hamil yang mengalami sebuah kecelakaan dan mengalami benturan pada perut bisa menyebabkan plasenta akan terlepas. Meskipun hanya terlepas sebagian, namun kondisi ini tetap saja bisa menyebabkan pendarahan sehingga asupan nutrisi dan juga oksigen ke tubuh janin akan terhenti.
6. Rhesus darah tidak cocok
Ketidakcocokan rhesus yang terjadi pada janin biasanya karena janin mengikuti rhesus darah sang ayah, itu adalah kasus yang lebih dominan. Padahal rhesus ibu dan ayah pastinya berbeda, ibu rhesus negatif dan ayah rhesus positif. Ketidakcocokan rhesus inilah yang bisa mempengaruhi perkembangan janin.
Untuk mencegah keguguran dan meninggalnya bayi dalam kandungan, jagalah selalu kesehatan ibu hamil dan janin dengan memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan dan hindari segala sesuatu yang membahayakan kehamilan.
sumber gambar : http://www.biologycorner.com/resources/erythroblastosis.jpeg