Cara Mendidik Anak Mempunyai Mental Juara (Bagian 2)

Banyak orang tua yang secara tidak sadar melatih anaknya untuk bermental lemah. Hal ini jika sudah menjadi kebiasaan akan menghancurkan masa depan anak. Orang sukses tidak mungkin didapat dari orang-orang yang bermental lemah. Untuk itu, orang tua harus mendidik anak agar memiliki mental juara.

Sudah ada dua cara yang dipaparkan pada tulisan Cara Mendidik Anak Mempunyai Mental Juara (Bagian 1). Kali ini kita akan belajar bersama dua Cara Mendidik Anak Mempunyai Mental Juara (Bagian 2) :

1. Menyediakan stimulus yang menantang.

Menyiapkan anak untuk meninggalkan zona nyaman dapat mendidik anak untuk membentuk mental juara sebagai bekal masa depannya. Sesekali tantang anak untuk melakukan hal di luar kebiasaannya. Misalnya, jika anak sering bermain game di rumah, ajak ia untuk beraktivitas di luar ruangan seperti ikut outbond dan sejenisnya. Selain itu bantu anak untuk berjuang menghadapi kesulitan, cukup beri dukungan dan jangan mengambil alih tanggung jawabnya menyelesaikan persoalan. Misalnya, jika anak tidak mau sekolah karena gurunya dianggap sering marah, maka orang tua tidak boleh menyerah pada alasan anak. Jangan katakan “Yasudah kamu tidak apa-apa tidak berangkat dulu. Nanti biar ibu bilang ke gurumu”, tapi sampaikan “mungkin gurumu tidak bermaksud begitu, ayo ibu temani kamu bicara sendiri dengan guru tentang keadaanmu.” Biarkan anak belajar untuk menghadapi masalahnya, tanpa mencari alasan untuk pergi menghindar. 

2. Tidak ada permintaan yang terkabul tanpa usaha.

Jika anak memiliki keinginan tertentu, orang tua hendaknya memberikan semangat pada anak untuk mencapainya, tapi tidak dengan memenuhi inginnya secara cuma-cuma. Ketika orang tua memberikan hadiah kepada anak, sampaikan pula alasan kenapa hadiah itu diberikan, mungkin sebagai penghargaan karena anak berperilaku sopan atau kebaikan apapun. Tunjukkan bahwa anak telah berusaha untuk mendapatkan hadiah tersebut. Juga jika anak meminta sesuatu, mintalah dia untuk ikut berusaha sekalipun dengan sekedar berdoa. Misal, “Ayah, aku minta mainan baru”, sekalipun ayah mampu memberikannya cuma-cuma tapi hendaklah tetap sampaikan pada anak, “Kalau begitu kamu bantu ayah berdoa supaya ada rezeki untuk beli mainan ya.”

Kebiasaan-kebiasaan kita dalam mendidik anak biasanya didapat turun menurun dan kadang tanpa ilmu. Dari hal-hal yang kecil sampai hal yang besar. Pendidikan anak di institusi sebagus apapun akan percuma jika orang tua juga tidak memiliki bekal ilmu dan skill yang mumpuni untuk menjadikan anak berhasil, termasuk menjadikan anak bermental juara.

Semoga generasi masa depan diisi oleh manusia-manusia yang tangguh dalam menjalani kehidupan, dan itu tidak lain karena upaya para orang tua dalam memberikan pendidikan anak. Allah mengetahui segala yang dikerjakan hambaNya.

Profil Penulis

Syaifulloh Yusuf

Aji Cokro Dewanto. Alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Sekarang sedang mendalami Psikologi Pendidikan di Magister Profesi Universitas Gadjah Mada

sumber gambar : http://www.freshdads.com/sites/default/files/Kinder%20im%20Wettbewerb.jpg