Biasakanlah Berkata Jujur Pada Anak Kita

Biasakanlah Berkata Jujur Pada Anak KitaPola komunikasi yang salah dari orang tua berpengaruh terhadap cara mengasuh anak. Pola pengasuhan yang buruk akan melahirkan anak-anak yang tidak memiliki ketrampilan mengelola emosi serta sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perbedaan situasi maupun lingkungan.

Kemampuanya memahami dan memecahkan masalah juga akan buruk, tak mampu mencari akar masalah secara jernih dan memilki ketergantungan yang tinggi karena kondisi psikis mereka yang cukup rentan masalah (fragile).

Ia juga kan mudah menimpakan kesalahan kepada orang lain, mudah mengambil kesimpulan tanpa alasan yang memadai, mudah berputus asa, mengutuk diri sendiri bahkan bisa sampai meledak, mengamuk karena terlalu lama memendam amarah.

Seorang yang mempunyai pendidikan yang baik-baik dari orangtua tetapi dikecewakan dan dizalimi lingkungan bisa juga menjagi orang yang Fragile. Diantara model komunikasi buruk yang melemahkan jiwa anak adalah kebiasaan orangtua mengelabui anak saat berbicara.

Berkata jujur, benar, tidak mengelabui artinya berkata benar sekaligus tidak menutupi kebenaran. Agar kita bisa berkata benar, perkataan kita harus sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran dengan mengungkapkan kebenaran pada waktu yang tepat.

Apabila kita berbohong kepada anak kita dan menutupi kebenaran dengan kata-kata yang kabur atau mengelabui, anak akan merasa ditipu dan dikhianati sehingga anak akan mulai belajar tidak mempercayai orangtuanya.

Semakin besar ketidak percayaan anak semakin sulit anak mempercayai dan menerima kata-kata orangtuanya sekalipun kata-kata itu merupakan nasihat orangtua yang tulus dan jujur. Kepekaan dan empati anakpun akan menjadi kecil yang bisa mengakibatkan sikap cenderung memaksakan keinginan agar dituruti orangtua dan mengikis kesediaan memahami.

Jika tidak kita cegah sejak dini anak akan mengalami kesulitan mengendalikan gejolak emosi, keinginan dan lintasan pikiran. Ia kan menjadi impulsive dan realktif. Parahnya lagi ia bisa menjadi Fiksasi  yang artinya ia kan mempunyai suatu problem psikologis berupa berhentinya aspek perkembangan seseorang sehingga cara berpikirnya tetap kekanak-kanakan meskipun ia selayaknya sudah punya banyak anak.

Kita memilih berbicara bohong atau tidak jujur kepada anak kita hanya karena ketakutan yang kita ciptakan sendiri atau karena tak sanggup membayangkan kerepotan sesaat yang bakal ditimbulkan anak kita padahal anak bisa lebih marah saat tahu mereka dibohongi.

Kalau kita bicara jujur belum tentu mereka akan marah jika kita berbicara dengan cara yang benar, dengan lembut dan penuh kasih sayang mungkin mereka akan lebih mengerti. Kita takut mereka menangis dengan berkata benar padahal tanpa kita sadari kita justru membuat anak kita lebih sering menangis dengan membohonginya. Atau diam-diam mereka malah akan menggunakan tangis sebagai senjatanya untuk mendapatkan segala keinginan dari kita orangtuanya.

Hal perlu kita persiapkan dalam mendidik anak adalah membenahi hati karena masalah hati akan menjadi penentu akan seperti apa anak-anak kita nanti.

Dikutib dari buku  “Saat Berharga Untuk Anak Kita”Mohammad Fauzil Adhim

Sumber Gambar : http://scontent-a.cdninstagram.com/hphotos-xaf1/t51.2885-15/e15/10946452_852150088175042_1224858525_n.jpg