Berprasangka Baik Pada Anak

Berprasangka Baik Pada AnakOrangtua harus memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk mengembangkan potensi kebaikan yang mereka miliki. Jika orangtua menegur anak karena perbuatan yang mengganggu dengan kata-kata keras dan amarah hanya hanya akan membuat anak semakin merajalela tidak mau berhenti melakukannya. Akan tetapi jika kita merespon dengan positif dengan menunjukkan kepercayaan kepada anak bahwa anak akan berhenti dan bertanggung jawab terhadap perbuatanya menggunakan kata-kata yang lembut akan menumbuhkan energi dan motivasi anak untuk menjaga kepercayaan tersebut. Karena kepercayaan merupakan energi yang dasyat untuk mengubah perilakunya.

Prasangka yang baik dari orangtua merupakan manifestasi kepercayaan, bentuk pengakuan dari orangtua tersebut. Dengan prasangka yang baik akan menumbuhkan energi untuk menjaga kepercayaan tersebut, sebaliknya prasangka yang buruk hanya akan menimbulkan perasaan benci, terhina, dan keinginan untuk berbuat negatif seperti yang diprasangkakan itu.

Untuk membangun prasangka baik kepada anak yang bertingkah buruk orangtua sebaiknya meninjau ulang hal-hal yang berkaitan dengan terbentuknya kepribadian anak. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membentuk kepribadian anak.

  1. Anak terlahir dalam fitrah yang bersih dan orangtualah yang berperan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang baik atau buruk.
  2. Faktor luar seperti teman atau guru dan lingkungan rumah juga memberikan pengaruh terhadap pembentukan pribadi anak
  3. Metode pendidikan yang diterima juga membawa pengaruh besar terhadap kepribadian anak
  4. Faktor-faktor yang bersifat kondisional yang menyebabkan anak Nampak tak sempurna di mata orangtua.

Selain keempat factor tersebut yang harus diingat bahwa semua anak terlahir membawa egosentrisme yang selalu mendorong memilih setiap yang menyenangkan dirinya sendiri. Sudah fitrah anak suka semaunya sendiri tidak peduli kepada orang lain. Adalah tugas orangtua dan guru untuk menghapus sisi negative anak-anak karena anak-anak tidak mampu untuk menghapusnya sendiri. Jika orangtua tidak berhasil janganlah menimpakan kesalahan kepada anak-anak sebab banyak factor eksternal yang ikut membentuk kepribadiannya disamping factor bawaan sejak lahir. Pribadi anak masih dalam proses maka sebaiknya orangtua tidak ragu-ragu dalam memberi kepercayaan kepada anak, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.

Istadi, Irawati. 2005. Mendidik dengan Cinta. Pustaka Inti, Jakarta.

Sumber Gambar : https://adreaslam.files.wordpress.com/2011/11/think-positive-mikro.jpg