Kolostrum adalah cairan bening kekuningan yang sering disebut “Pre-milk” yang akan diproduksi pada tahap akhir kehamilan dan pada hari-hari setelah melahirkan. Kolostrum kemudian disusul dengan ASI matang yang akan menjaga dan melindungi bayi seperti plasenta saat ia dalam kandungan ibu. Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat, tetapi kaya akan protein. Kandungan tersebut sangat tepat sesuai dengan kebutuhan bayi di hari-hari pertama. Kolostrum mudah dicerna dan mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi terhadap berbagai bakteri, virus dan alergen.
Dua minggu kemudian, kolostrum akan berubah komposisi menjadi ASI matang. Namun kondisi tersebut tidak terjadi secara sekaligus. Kolostrum akan secara perlahan berubah menjadi ASI matang. Karena itu ASI yang dihasilkan di saat-saat tersebut terlihat lebih kekuningan dibandingkan ASI yg dihasilkan kemudian.
Kadang kita jumpai beberapa ibu yang belum dapat menghasilkan ASI di awal setelah kelahiran bayinya. Ibu-ibu yang tidak melihat kolostrum saat menyusui bayinya akan merasa khawatir jika dirinya tidak dapat memproduksi ASI. Namun, kenyataan bahwa tidak terlihatnya ASI saat bayi menyusu, bukan berarti ASI (kolostrum) tidak keluar. Kolostrum yang dihasilkan ibu umumnya diproduksi dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 7.4 sendok teh (36.23 ml) per harinya atau sekitar 1.4 hingga 2.8 sendok teh (6.86-13.72 ml) sekali menyusu. Pada hari pertama mungkin hanya diperoleh 30 cc. Namun, dalam setiap tetesnya terdapat berjuta-juta satuan zat antibodi. SIgA adalah antibodi yang hanya terdapat dalam ASI. Kandungan SIgA dalam kolostrum pada hari pertama adalah 800 gr/100 cc. Selanjutnya mulai berkurang menjadi 600 gr/100 cc pada hari kedua, 400 gr/100 cc pada hari ketiga, dan 200 gr/100 cc pada hari keempat.
Kenyataan bahwa warna dari kolostrum yang bening kekuningan dan tampak seperti air liur menyebabkan kolostrum sulit untuk diidentifikasi. Sehingga tak jarang ibu yang merasa ASInya belum keluar, padahal ASI (kolostrum) nya sudah keluar
Karena sedemikian berharganya kolostrum, maka pastikan ibu memberikannya ke bayi meskipun hanya dalam jumlah yg amat sangat sedikit. Kolostrum memberikan manfaat yang memang tidak seketika terlihat namun penting untuk kelanjutan hidup bayi. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian kolostrum tampak saat anak makin besar, yaitu tumbuh kuat secara fisik dan sehat tak hanya pada tahun-tahun awal tapi sepanjang masa dewasa. Selain itu, juga mengurangi kemungkinan tertular penyakit pencernaan dan pernapasan, seperti asma. Karena manfaatnya yang demikian hebat, maka segala macam upaya dalam memberikan kolostrum akan menjadi hal yang patut diperjuangkan.
Fungsi Kolostrum :
- Kolostrum kaya akan sel aktif imunitas (kekebalan) tubuh, antibodi, dan protein protektif lainnya. Jadi kolostrum memberikan ‘imunisasi pertama’, melindungi terhadap banyak infeksi. Dan hal ini tentunya membantu mengatur perkembangan sistem imun bayi.
- Zat imunitas yang utama adalah immunoglobulin yang bisa mencegah dan melawan bakteri, virus, jamur dan racun. Immunoglobulin (IgA) berperan sebagai pelindung di area yang mudah terserang bakteri yakni selaput paru-paru, usus dan tenggorokan. IgA juga bermanfaat untuk menambal lubang pada usus bayi yang belum terbentuk sempurna.
- Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibanding susu matang (mature).
- Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan bayi untuk berfungsi efektif sehingga kuman dan zat alergi sulit masuk ke badan bayi.
- Kolostrum mengandung enzim-enzim pencernaan yang belum mampu diproduksi tubuh bayi, seperti protease (untuk menguraikan protein), lipase (untuk menguraikan lemak), dan amilase (untuk menguraikan karbohidrat). Sehingga membuat kolostrum mudah sekali dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang memang belum sempurna.
- Kolostrum merangsang bayi agar terjadi gerakan usus sehingga mekonium (tinja bayi yang berwarna hitam) cepat dikeluarkan dari usus. Hal ini dapat mengatasi masalah zat dalam tubuh bayi yang menyebabkan bayi kuning (bilirubin) atau dapat mengurangi kelebihan bilirubin. Kelebihan bilirubin terjadi karena belum sempurnanya mekanisme pengaturan jumlah sel darah merah pada tubuh bayi.
- Kolostrum kaya akan vitamin A dan E yang membantu melindungi mata dan mengurangi infeksi. Di samping itu, kolostrum juga mengandung vitamin B6, B12, C, D dan K, dan mineral, utamanya zat besi dan kalsium.
- Kolostrum juga mengandung beberapa zat dalam jumlah yang tinggi seperti natrium, kalium dan kolesterol. Kombinasi zat ini ampuh untuk perkembangan jantung, otak serta sistem saraf pusat bayi.
- Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya
- Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya).
Berikanlah kolostrum sebanyak dan sedini mungkin atau sesegera mungkin pada hari-hari pertama bayi lahir, karena sangat besar manfaatnya pada bayi. Tidak perlu kaget jika kolostrum yang keluar pertama kali jumlahnya sangat sedikit. Hal tersebut wajar karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat baru lahir.
Maka dari itu, kolostrum memiliki fungsi yang sangat vital dalam 10 hari pertama kehidupan bayi. Meskipun nantinya anda tidak dapat menyusui bayi dalam jangka waktu yang lama, sebisa mungkin kolostrum ini harus diberikan kepada bayi terlebih dahulu.
sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com/-Y6Ey_hIpTaU/Tv1SpV-TJRI/AAAAAAAAAJA/V9YmT4vOu8w/s1600/komposisi+ASI.png