Tahukah kamu, kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker keempat pada wanita di dunia. Setidaknya ada 528.000 kasus baru kanker serviks yang terdiagnosa setiap tahunnya. Dan di Indonesia, hampir 100.000 perempuan terdiagnosa kanker serviks (th.2013).
Faktor Resiko Kanker Serviks
1. Merokok
Dikutip dari cancerresearchuk.org, saat kamu merokok, kamu akan mengembangkan kanker serviks terutama kanker serviks sel skuamosa. Para peneliti telah menemukan zat berbahaya dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Zat kimia tersebut adalah benzyrene yang berasal dari asap rokok. Zat kimia ini dapat merusak sel-sel pada lapisan serviks. Terdapat sel Langerhans pada lapisan sel serviks, sel ini secara khusus berfungsi untuk melawan penyakit. Namun sel-sel ini berubah fungsi setelah tercampur oleh zat kimia benzyrene dan tidak bekerja dengan baik pada kamu yang perokok.
Kalau kamu perokok, sel Langerhans kurang mampu dalam melawan virus yang berada pada leher rahim dan juga tidak dapat melindungi sel-sel pada leher rahim dari perubahan genetika yang dapat menyebabkan kanker.
Dalam penelitian ditemukan resiko kanker ini meningkat sebesar 50% pada wanita yang merokok. Dalam penelitian lain juga menemukan bahwa sekitar 200 kasus kanker serviks pada tahun 2010 disebabkan oleh rokok.
2. Infeksi kelamin akibat hubungan seksual
Kutil di kelamin ini menyebar melalui kontak fisik pada hubungan seksual. Dalam kebanyakan kasus, sistem kekebalan tubuh yang baik akan membunuh virus HPV genital dan kamu mungkin tidak menyadari bahwa Anda “hampir” terkena kutil di kelamin. Penyebaran kutil di kelamin paling umum dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit. Hal ini biasanya aktivitas seksual seperti:
- Penetrasi seks
- Anal seks
- Alat seks mainan (sex toys)
- Oral seks (jarang terjadi, namun tetap bisa memengaruhi penyebaran kutil)
Kutil di kelamin tidak menular melalui ciuman, berpelukan atau berbagi handuk, pakaian dan barang-barang sehari-hari. Namun, kondom dapat membantu melindungi penis atau vagina terhadap penularan kutil kelamin.
3. Melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun
Menurut Prof.dr.Andrijono, SpOG (K), menikah muda atau hubungan seksual sebelum berusia 19 tahun akan meningkatkan risiko infeksi HPV. “Di usia tersebut leher rahim belum matang. Selain itu, selaput dara juga bisa menahan infeksi virus lewat hubungan seksual,” ujar Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) ini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual
Seks bebas umumnya dilakukan di usia yang terlalu muda dengan cara berganti-ganti pasangan seks. Potensi infeksi HPV sangat besar dengan perilaku seperti itu karena HPV dapat menular melalui hubungan seksual.
Contoh, seorang wanita berhubungan seksual dengan seorang pria yang pernah berhubungan seksual dengan wanita lain yang terjangkit virus HPV, maka kemungkinan wanita tersebut untuk ikut terjangkit virus HPV sangat besar.
Gejala Kanker Serviks
- Menstruasi tidak teratur
- Perdarahan saat melakukan hubungan seksual
- Nyeri pada bagian panggul
- Badan cepat lemas
- perasaan tidak nyaman pada vagina
- Keluar cairan berbau pada vagina
Deteksi Dini Kanker Serviks
Lakukan papsmear berkala setiap 3 tahun sekali untuk wanita diatas usia 30 tahun
Pencegahan!
- VAKSIN HPV, berikan vaksin mulai usia 10 tahun
- Lindungi dirimu dan perempuan di sekitarmu dengan VAKSINASI HPV untuk cegah kanker serviks
Sumber: tanyadok.com