Posting berikut ini kami copy paste dari Komunitas Ayah Edy karena kami merasa sangat penting untuk menyebarkan isi dari postingan ini ke pengunjung pondokibu.com, dimana saya sebagai ibu seringkali merasakan “gemesss” melihat prilaku anak-anak terhadap mainannya, dan juga barang-barang perabot atau perlatan penting kami dirumah. Sehingga tak jarang sikap kami sebagai orang tua, atau orang-orang dewasa disekitarnya sangat tidak kooperatif untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Semoga para orangtua yang lain juga bisa mengambil manfaat dari postingan berikut ini.
TANYA:
Ayah nama saya Fenti, aku sudah hampir setahun mengikuti artikel Ayah Edy menjawab, begini aku punya anak kira-kira usia 3 tahun, aku coba belikan beberapa mainan untuk stimulasi kecerdasan karena katanya anak balita perlu di berikan banyak mainan, hanya masalahnya mengapa sepertinya ia cepat sekali bosan, satu mainan paling lama ia mainkan beberapa jam saja habis gitu sudah mencari benda-benda lain untuk dimainkan, terkadang benda itu kurang aman dan kadang berbahaya. Apakah anak saya normal Ayah..?
Bu Fenti yang baik hati,
Memang betul sekali bahwa mainan dapat membantu tumbuh kembangnya kecerdasan anak, terutama mainan yang membuat anak aktif untuk memainkannya dengan melibatkan semua indra dan pergerakan tubuhnya, bukan mainan seperti playstation dan game boy dimana anak cerderung pasif dan hanya menggunakan dua jarinya saja.
Semakin banyak variasi mainan yang diberikan tentunya akan semakin baik bagi perkembangan syaraf-syaraf kecerdasan anak. Namun perlu di perhatikan tidak semua mainan memiliki bahan yang aman (Non Toxic). Mainan yang terbuat dari plastik dan logam sering kali masih banyak mengandung toxic oleh karena itu telitilah setiap produk mainan yang ibu beli apakah produk tersebut mencantumkan logo atau lebel Non Toxic.
Memang benar mainan yang mencantumkan logo Non Toxic tadi harganya jauh lebih mahal oleh karena itu kami sering menganjurkan orang tua menggunakan mainan yang terbuat dari kayu baik yang tanpa cat atau dengan cat yang bebas toxic. Atau bahkan mainan waktu zaman kecil kita dulu yang terbuat dari kulit jeruk Bali jauh lebih aman.
Lalu mengapa anak ibu atau bahkan setiap anak cepat bosan dengan mainan yang dimainkannya? hal ini terjadi karena menurut penelitian setiap anak sejak lahir dilengkapi dengan program berpikir tingkat tinggi 6 level, setingkat Albert Einstein. Program ini juga disebut sebagai program Berpikir Tingkat Tinggi atau Highly Order Thinking.
Cara bekerja sistem berpikir tingkat tinggi ini seperti anak tangga naik satu demi satu dengan susunan yang dimulai dari To Know (Rasa Ingin Tahu hal-hal baru), To Do (Ingin memegang apa saja yang menarik) To Understand (Memperhatikan dengan seksama segala hal baru), To Test (membuang, membanting, membongkar) To Analyze (memperhatikan efek aksi reaksi dari membuang, membanting atau membongkar), To Conclude (Menyimpulkan masing-masing sifat dan cara kerja benda), Develop New Theory (Membuat Teori dan Rumus-rumus baru bagi kehidupan)
Untuk membuktikan apakah sistem ini masih bekerja dengan baik dalam diri seorang anak untuk mengembangkan sistem kecerdasannya maka coba ibu perhatikan prilaku anak ibu dengan seksama:
- Apakah anak ibu selalu ingin mengetahui benda-benda yang ibu pegang ? jika ya maka selamat! karena syaraf nya sedang mulai bertumbuh.
- Apakah anak ibu ingin selalu memegang benda yang sedang ibu pegang? jika ya itu artinya sistem kecerdasannya sedang terus bertumbuh ke level 2.
- Apakah ia memperhatikan dengan penuh antusias benda yang dipegangnya, jika ya berbahagialah syaraf kecerdasannya terus bertumbuh ke level 3.
- Apakah setelah itu ia membuang, membanting atau membongkar benda yang sedang di pegangnya? Jika ya dan jika ibu mengijinkannya maka berbahagialah kerena syarafnya telah berkembang mencapai level 4
- Apakah ia melakukannya berulang-ulang hingga ia puas, jika iya dan jika ibu mengijinkan ia untuk melakukannya maka bersyukurlah karena perkembangan syaraf kecerdasannya sudah mencapai level 5 dari 6 level.
- Apakah setelah puas ia segera meninggalkannya dan mencari benda baru untuk dijadikan objek baru penelitiannya, jika ya maka bersyukurlah karena ia sudah dekat untuk kelak Menciptakan Teori Baru sebagaimana yang dilakukan oleh Albert Einstein dan para ilmuan lainnya.
Jadi secara alami setiap anak akan terus dan terus melakukan eksplorasi semacam ini untuk mengembangkan sistem syaraf kecerdasannya secara alami. Semakin anak beralih ke benda lain maka semakin cepat syarat-syarafnya belajar hal baru, dan menurut penelitian anak yang sukses dan jenius biasanya memiliki syaraf yang bertumbuh lebat yang disebabkan pada masa kecil hingga remaja ia terus mendapatkan kesempatan untuk melakukan eksplorasi pada hal-hal yang menarik perhatiannya.
Oleh karena itu sangat di anjurkan pada para orang tua untuk tidak menempatkan benda-benda berbahaya yang bisa di jangkau anak-anak selama masa aktif eksplorasi tersebut.
Namun sayangnya tidak banyak dari kita para guru dan orang tua yang mengetahui mekanisme alami tumbuh kembang kecerdasan anak secara alami ini, jadi yang kerap terjadi adalah pemikiran keliru untuk melarang anak kita mengeksplorasi benda-benda disekitarnya atau juga rasa khawatir jika anaknya cepat bosan atau rumahnya terlihat berantakan yang berdampak pada terhambatnya tumbuh kembang syaraf-syaraf kecerdasan anak dimasa emas pertumbuhannya..
Sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com/-GDg-afQQE-A/UXduDB2ynRI/AAAAAAAABww/ijqRDtTvslg/s1600/IMG_0533.JPG