Anak Bermain Dengan Genitalnya

Suatu hari saya kaget melihat prilaku putriku yang diam-diam mengamati dan memegang genitalnya. Dan diapun terkagetkan oleh kedatangan dan suaraku yang tiba-tiba. saya merasa aneh dan was-was ada apa dengan anak ini? apa yang membuatnya berbuat seperti itu di usia 4 tahun ini. Rasanya anak-anakku jauh dari konsumsi tayangan-tayangan orang dewasa. Dari lingkungan bermain? sejauh yang saya amati juga tidak ada. lingkungan sekolah juga ga mungkin. tapi saya lupa-lupa ingat bahwa hal itu adalah hal yang wajar bagi anak seusia pra sekolah mengeksplorasi alat genitalnya. akhirnya penasaran membuat saya mencari berita-berita tentang prilaku anak yang satu itu. dan ternyata saya menemukan artikel ini dariwww.inspiredkidsmagazine.com. barangkali anda juga membutuhkan informasi ini. dan mungkin juga ada dari pengunjung yang memiliki informasi yang lain. silahkan berbagi disini.

Oleh : Dini Safitri
Bila anak bermain dengan genitalnya pada umumnya orangtua langsung was-was, panik dan cemas. Anak usia 3-6 tahun memasuki fase suka memainkan genitalnya. Perilaku demikian wajar terjadi pada anak usia tersebut. Dalam dunia kedokteran ditemukan fakta bahwa Anak usia 3-6 memang suka bermain-main dengan alat genitalnya untuk mencapai kenikmatan. Penyebabnya karena pusat kenikmatan anak di usia ini berada di sekitar alat genitalnya dan fase ini disebut fase phallic.”

Fase phallic dikenal sebagai bagian dari proses perkembangan anak. Sebelum fase Phallic anak telah melewat dua fase sebelumnya. Fase awal terjadi pada usia 1-1,5 tahun, pusat kenikmatan anak berada di mulut yang disebut fase oral. Oleh sebab itu di usia tersebut anak senang sekali memasukkan segala sesuatu ke mulut. Berikutnya, pada umur 1,5-3 tahun, anak berada dalam fase anal. Pada fase ini dia mulai menahan keinginan BAB-nya. Dan selanjutnya, barulah anak mengalami fase phallic. Fase ini biasanya akan berhenti sampai anak berumur 6 tahun.

Berdasarkan keterangan di atas, tahapan anak bermain dengan genitalnya merupakan fase yang normal. Dan pikiran orang tua bahwa anak tengah melakukan masturbasi merupakan pikiran tak benar. Namun, orangtua juga tak boleh membiarkan si kecil asyik memainkan alat kelaminnya. Sebab bila hal tersebut menjadi kebiasaan inilah yang dinamakan dengan masturbasi

Orangtua harus tetap waspada, jangan sampai fase yang wajar ini dapat menjadi cikal bakal perilaku masturbasi. Anda dapat mengatakan dengan tenang kepadanya bahwa alat kelaminnya jangan dibuat mainan, nanti bisa mengakibatkan kelecetan dan susah untuk buang air kecil. Setelah memberikan saran tersebut, Anda dapat mengalihkan perhatian anak dengan memindahkan tangannya dari aktivitasnya itu, atau memberinya mainan yang menarik minatnya. Bila perlu, ajak dan temani anak bermain, hingga ia lupa dengan aktivitasnya memainkan alat genitalnya.

Jika orang tua bekerja, mereka dapat mengajari pengasuh anaknya mengenai tindakan apa yang harus dilakukan bila mendapati situasi bahwa anaknya tengah melakukan aktivitas bermain bersama alat kelaminnya. Ajarkan mereka untuk lebih sering mengajak anak bermain agar anak lupa pada aktivitasnya itu.

Jangan tunjukkan rasa panik dalam menyampaikan larangan kepada anak. Ingatlah, anak pada usia tersebut punya rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, jika ia melihat respon dari orangtua atau lingkungannya sangat panik, mungkin saja ia merasa nyaman dengan situasi panik itu, sehingga ia bisa saja akan terus melakukan aktivitas itu, bahkan mungkin akan jadi makin terfokus ke sana. Atau mungkin saja ia tetap melakukannya dengan cara mencuri-curi, diluar penglihatan dan jangkauan Anda berada.

Dengan demikian, kebiasaan melakukan masturbasi pada anak bisa terjadi karena penanganan yang tak tepat. Dan bila hal ini berlanjut hingga masa pubertas, maka stimulusnya akan berbeda. Pada masa pubertas akan ada fantasi seksual yang menyertai atau ada perilaku seksual tertentu yang menyertai. Dan ada satu hal yang harus diwaspadai orangtua bahwa masturbasi seperti orang kecanduan. Jadi, sekalipun fokus anak dalam bermain dengan kelaminnya bukan pada seksual, tapi jangan pernah bosan mengingatkan anak untuk tidak mempermainan alat genitalnya.

One comment

  1. saya ingin bertanya ttg fase phalic ini, saya punya anak laki2 umur 6 th saat ini dia sudah masuk kelas 1 SD. akhir2 ini perlakunya agak membuat saya was-was krn dia suka sekali memprlihatkan alat genitalnya pada bbrp temannya dan pada adik perempuannya ( umur 4,5 th). sudah sering saya nasehati bhw periaku tsb tidak baik, tapi kadang dia masih melakukannya..
    apa yang harus saya lakukan? apakah anak saya menderita kelainan? bgm saya harus mensikapinya

    terima kasih atas bantuannya
    maya

Comments are closed.