Berhubungan intim dengan suami atau istri tak hanya menyalurkan hasrat seksual. Lebih jauh lagi membangun hubungan emosional yang dalam. Bahkan ikatan tersebut bisa menjadi salah satu faktor pendukung untuk mencapai kepuasan. Tapi ada kalanya berhubungan intim itu dilarang, yaitu saat istri sedang menstruasi karena ada beberapa resiko berhubungan seks saat menstruasi.
Hubungan seksual saat menstruasi dilarang agama, berdasarkan sebuah dalil yang mengharamkan suami mencampuri istrinya yang sedang menstruasi: ”Itu adalah sesuatu yang kotor, karena itu jauhilah istrimu pada waktu haid. Dan janganlah kamu mendekati mereka (istri-istrimu) sebelum mereka suci.”(Al Baqarah : 222). Dilarangnya melakukan hubungan seks saat menstruasi karena mengandung unsur kemudharatan yaitu berbahaya bagi kesehatan khususnya bagi wanita.
Saat wanita mengalami menstruasi disarankan untuk tidak melakukan hubungan seks, karena rahim seorang wanita yang sedang menstruasi berisi luruhan lapisan endometrium yang terdiri dari darah dan sel-sel kelenjar endometrium. Sehingga bila wanita tersebut melakukan hubungan seksual, maka ada beberapa resiko yang mungkin terjadi, diantaranya:
1. Terjadinya infeksi organ reproduksi
Pada saat menstruasi terjadi inovulasi (telur yang tidak terbuahi), maka dinding rahim mengalami peluruhan dalam wujud darah yang mengalir. Darah yang turut keluar, mengundang datangnya kuman-kuman, karena kuman sangat menyenangi darah sebagai media pertumbuhan mereka. Darah ini bisa menjadi media penularan bakteri jika terjadi hubungan seksual, dan bisa menyebabkan infeksi pada saluran kencing, sperma, dan prostat. Dengan adanya luka atau lecet tersebut, kuman yang jumlahnya sedang meningkat mudah masuk ke organ reproduksi kita dan menyebabkan infeksi organ reproduksi yang nantinya akan menyebabkan berbagai keluhan termasuk ketidaksuburan.
2. Munculnya PMS (penyakit menular seksual) bagi kedua belah pihak
Mengapa kebersihan saat menstruasi menjadi sangat penting, karena saat wanita menstruasi leher rahim terbuka, sehingga berbagai kotoran maupun bakteri bisa masuk lebih leluasa hingga ke dalam rongga pinggul. Bakteri dari luar bisa lebih leluasa masuk jika terjadi hubungan seks, dan bisa menciptakan penyakit menular untuk kedua belah pihak.
Beberapa penelitian bahkan membuktikan kalau infeksi penyakit menular seksual, seperti gonorhea, HIV, dan berbagai penyakit lainnya juga meningkat pada wanita yang melakukan hubungan seksual pada saat sedang haid. Akibat lanjut dari infeksi ini adalah kemungkinan terjadinya pelengketan alat reproduksi sehingga fungsi organ reproduksi pun menjadi terganggu, sehingga proses kehamilan menjadi sulit terjadi. Selain itu, juga dapat menyebabkan nyeri panggul yang cukup parah.
3. Resiko endometriosis
Melakukan hubungan seksual saat menstruasi, apalagi jika mengalami orgasme, terjadi kontraksi dari organ-organ reproduksi kita, termasuk rahim. Kontraksi tersebut mendorong darah menstruasi masuk ke rongga perut melalui tuba atau saluran telur dan ke rongga perut, sehingga dapat tumbuh di tempat yang tidak sebenarnya. Darah yang mengandung sel-sel endometrium yang telah masuk ke rongga perut atau tuba dapat tumbuh dan memperbanyak diri di tempat tersebut dan ikut memproduksi darah pada saat menstruasi selanjutnya. Hal inilah yang disebut endometriosis. Hal ini dapat mengurangi kesuburan kita, apalagi bila menutupi saluran telur.
4. Mati mendadak
Ini bisa terjadi karena berhubungan seks bisa membawa gelembung udara masuk ke pembuluh darah yang terbuka.
Apapun alasan suami Anda, berhubungan saat menstruasi itu sangat berbahaya bagi kedua belah pihak, terutama bagi wanita. Itulah sebabnya agama melarang kita berhubungan seks saat menstruasi.
Yang perlu Anda lakukan saat menstruasi yaitu menjaga kebersihan daerah kewanitaan Anda. Salah satunya dengan cara menggunakan pembalut yang aman dipakai saat menstruasi seperti pembalut kain.
Sumber gambar : 1. http://media.viva.co.id/thumbs2/2012/11/22/181018_ilustrasi-menstruasi-wanita_663_382.jpg