Sebab-sebab Anak Melakukan Perbuatan Buruk

Sebab-sebab Anak Melakukan Perbuatan BurukKetika anak melakukan perbuatan buruk (tidak mesti perbuatan ini berhubungan dengan orang lain, bisa pula hanya berkaitan dengan dirinya sendiri, seperti menghisap jempol, menggigit kuku, dsb) orang tua biasanya main “hantam kromo” tanpa melakukan pendekatan kepada anak apa sebenarnya yang menyebabkannya melakukan hal tersebut. Maka sebagai media pendewasaan kepada kita semua (saya pun baru belajar menjadi orang tua) maka perlu kita simak tulisan berikut ini yang mengetengahkan tentang sebab-sebab perbuatan buruk pada anak. Harapannya adalah ketika telah mengetahui penyebabnya, kita berusaha menghilangkan sebab-sebab itu kemudian berusaha memperbaiki anak-anak kita. Semoga…

Perbuatan buruk pada anak-anak dengan berbagai ragamnya memiliki sebab-sebab yang berbeda-beda. Dan tentu saja penyembuhannyapun tergantung sebabnya.

Di antara sebab-sebabnya sebagai misal saja (bukan sebagai pembatasan) adalah :

1.    Anak terpengaruh sesuatu yang buruk dari keluarganya.

Sebagai contoh, jika di dalam rumah digunakan kata-kata yang kasar atau tidak ada rasa penghormatan antara yang muda kepada yang lebih tua, maka anak akan mengikuti kebiasaan buruk ini ketika bergaul dengan teman-temannya. Maka jika kita menginginkan anak menjadi baik, tentu kita harus melenyapkan dahulu sebab-sebabnya.

2.    Tidak adanya perhatian khusus kepada anak-anak, kecuali ketika sudah terjadi hal-hal yang membuat penyesalan.

Hal ini banyak terjadi pada sebagian besar guru, bapak dan ibu. Mereka tidak memiliki perhatian kepada anak-anaknya kecuali sedikit saja, yang menyebabkan ketika anak telah melakukan perbuatan buruk mereka baru tersadar.

3.    Di antara sebabnya pula adalah kurangnya pemenuhan terhadap hak-hak asasi anak, sehingga menjadikan anak tidak senang dengan keadaannya dan pada akhirnya melakukan sesuatu yang dia anggap bisa menyenangkan hatinya meskipun sebenarnya buruk.

4.   Sebab yang lain adalah pendidikan yang buruk sehingga anak tidak mampu membedakan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, antara salah dan benar.

5.   Tidak adanya rasa aman pada anak juga ikut mendorong anak melakukan perbuatan buruk, karena perasaan takutnya pada setiap sesuatu.

6.    Beberapa kondisi kejiwaan anak juga mempengaruhi pula, sehingga penangannyapun tentu harus memperhatikan kondisi anak.

7.    Masih banyak pula sebab-sebab lainnya seperti pilih kasih antar saudara, adanya rasa cemburu, dan sebab-sebab lain.

 

Sumber Gambar : http://media.virginradio.fr/article-2534031-fb-f1417453834/10-choses-impardonnables-insolites-quand.jpg