Penyebab Terjadinya Depresi Pasca Persalinan

depresi pasca melahirkanDepresi pasca melahirkan atau yang biasa disebut depresi postpartum pada awalnya memang terlihat seperti baby blues syndrom, tapi kondisi ini tidak juga hilang meskipun telah lewat waktu yang cukup panjang. Depresi pasca melahirkan biasanya terjadi segera setelah melahirkan atau sampai setahun kemudian, namun sebagian besar kasus terjadi pada tiga bulan pertama setelah melahirkan. Hal ini dapat berlangsung hingga beberapa bulan bahkan beberapa tahun bila tidak diatasi.

Sebenarnya depresi pasca melahirkan dapat dideteksi sejak awal kehamilan, apalagi dengan adanya riwayat depresi pada masa kehamilan merupakan perkiraan yang paling kuat akan munculnya depresi setelah melahirkan. Namun karena wanita sebagai seorang ibu dalam masyarakat digambarkan sebagai orang yang kuat dan adanya stigma dari gangguan jiwa yang masih terdapat dalam masyarakat maka depresi pasca melahirkan kadang tersembunyi dan tidak dilaporkan oleh si ibu. Mereka lebih suka menyimpan semuan penderitaan dan berjuang sendirian untuk keadaannya itu.

Gejala-gejala yang ditemukan pada depresi pasca persalinan serupa dengan gejala gangguan depresi pada umumnya, namun berkaitan dengan fungsi, peran, dan tanggung jawab sebagai ibu, terutama dalam merawat atau mengurus bayi. Beberapa tanda yang sering kali muncul adalah :

  1. Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya
  2. Insomnia atau justru terlalu banyak tidur
  3. Menjadi mudah marah dan sering kali kemarahan tersebut tidak terkontrol
  4. Kelelahan yang berlebihan atau kehilangan energi
  5. Kehilangan minat pada seks
  6. Sering kali merasa sedih yang berlangsung dalam waktu yang lama
  7. Perasaan malu, bersalah atau merasa tidak mampu menjalani kehidupan
  8. Mood yang berubah-ubah dengan sangat cepat
  9. Menarik diri dari pergaulan keluarga dan teman-teman
  10. Sering berpikiran untuk merugikan diri sendiri atau bayi
  11. Enggan dan malas mengurus anaknya
  12. Kemampuan berpikir dan konsentrasinya menurun
  13. Hilangnya minat dan semangat yang nyata dalam aktivitas sehari-hari yang sebelumnya disukai

kelahiran bayiTanda dan gejala tersebut dapat muncul bersamaan sekaligus atau hanya sebagian saja. Yang jelas, karena mengalami tanda dan gejala tersebut, seorang ibu akan mengalami perasaan tertekan sehingga sulit atau tidak dapat menjalankan fungsi dan aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu, ibu yang mengalami kondisi ini harus segera ditolong, agar tidak terjadi kondisi yang membahayakan dirinya atau bayinya.

Penyebab yang pasti hingga kini belum diketahui dan masih dalam penelitian para ahli. Namun demikian, terdapat beberapa penyebab terjadinya depresi pasca persalinan, antara lain :

  1. Rendahnya atau ketidakpastian dukungan suami dan keluarga.
  2. Keadaan atau kualitas bayi. Masalah pada bayi tersebut antara lain adanya komplikasi kelahiran (misalnya perdarahan yang terlalu banyak atau ibu mengalami infeksi, bayi yang lahir dengan jenis kelamin yang tidak diharapkan, atau lahir dengan cacat bawaan).
  3. Tidak siapnya seorang ibu dalam menyambut kehadiran bayinya (kehamilan yang tidak diharapkan).
  4. Adanya stressor (pemicu stress) bagi seorang ibu, baik yang berkaitan dengan kehidupan sosial maupun kejiwaannya.
  5. Terdapatnya riwayat depresi sebelumnya atau masalah emosional lainnya pada seorang ibu.
  6. Perubahan produksi hormon (progesteron, estrogen, prolaktin, dan kortisol) pada masa nifas.
  7. Keengganan ibu yang melahirkan untuk mengungkapkan perasaan sedihnya, karena menganggap rasa sedih setelah melahirkan akan hilang dengan sendirinya.
Sumber gambar :
1. http://4.bp.blogspot.com/-Vwb5oBBo93o/T-RP1MVOPLI/AAAAAAAAAK4/y3vn-Y7ULVY/s1600/faa033000604.jpg2
2. http://risensources.com/uploads/2013/04/cute-baby-uk1.jpg