Menjaga Anak dari Pengaruh Lagu Dewasa

Pada tahun 90-an, masih sering kita dengarkan lagu-lagu anak. Artis-artis cilik cukup banyak beredar. Anak-anak masih bisa mendengarkan lagu yang masih pantas mereka dengarkan. Mari kita cermati saat ini, adakah lagu anak-anak itu menghiasi layar kaca televisi? Penyanyi anak memang ada, tetapi yang mereka nyanyikan adalah lagu-lagu orang dewasa. Tepatkah?

Bahkan kita melihat ada kontes pencarian bakat penyanyi cilik, yang mereka nyanyikan lagi-lagi adalah lagu dewasa. Dengan bangganya orang tua yang anaknya berhasil menyanyikan lagu tersebut dengan baik dan mendapat pujian dari para juri. Lirik-lirik yang tidak pantas didengarkan oleh anak menjadi biasa bahkan digandrungi anak-anak. Anak-anak TK pun kadang ada yang sudah fasih menyanyikan lagu percintaan ala remaja.

Belum lagi kita bicara masalah idola, program televisi, dan kandungan lagu tersebut. Hal ini sangat meresahkan, bahkan secara global. Pengaruh lagu dewasa ini sungguh sudah mencakup seluruh Indonesia. Bisa kita bayangkan anak Indonesia akan dewasa sebelum waktunya. Sebagai orang tua, ada beberapa hal yang bisa kita coba untuk menjaga anak dari pengaruh lagu dewasa, antara lain:

1. Dampingilah anak saat menonton televisi.

Pastikan mereka tidak menonton program yang di dalamnya diperdengarkan lagu-lagu dewasa, apalagi jika anak kecil/remaja yang menyanyikannya. Potensi anak meniru yang mereka tonton dan dengar sangat besar.

2. Kembangkan potensi anak, mungkin ada anak yang berbakat di dunia tarik suara atau musik.

Tugas orang tua memang untuk mengembangkan potensi anak. Namun yang perlu menjadi catatan adalah kita harus memastikan mereka belajar lagu yang sesuai dengan umur mereka. Kita sangat merindukan anak-anak yang menyanyikan lagu islami anak.

3. Jangan sampai lagu menjadi porsi utama konsumsi anak-anak setiap harinya

Kita harus lebih sering memperdengarkan kepada mereka bacaan-bacaan Al-Qur’an agar mereka terbiasa mendengar Qur’an, sekalipun mereka belum bisa membaca Qur’an. Sangat menyedihkan jika karena mereka jarang mendengar bacaan Qur’an dari qori’-qori’ hebat sehingga saat beranjak dewasa mereka menganggap jika ada bacaan qur’an hanya diperdengarkan saat ada orang meninggal dunia atau saat menjelang sholat Jum’at saja.

4. Menguatkan pendiriannya dengan pendekatan nilai agama.

Jika teman-temannya yang sering bergaul dengannya sering mendengar lagu-lagu tersebut ataupun menyanyikannya, maka kita harus menguatkan pendiriannya dengan pendekatan nilai agama.”Sayang, Allah itu suka sama orang yang mengajak orang lain berbuat baik. Kakak mau disayang Allah gak? Makanya, kalau dengarkan lagu, lagu yang islami, yang bisa bikin orang semangat sholat, suka sholawat, dan cinta Islam. Kalau kita sering dengerin lagu yang gak jelas isinya dan apalagi nyanyiin., wah hati-hati nanti Allah gak sayang lagi sama kita. Kakak mau?”. Insya Allah dengan begitu anak menjadi paham kenapa dia harus menghindari lagu-lagu yang tak pantas didengar.

Anak harus berkembang sesuai dengan umurnya. Anak yang sering mendengar lagu yang tak pantas mereka dengarkan, akan menganggu proses alamiah perkembangan mereka. Mungkin sekarang kita belum merasakan, tetapi mari kita lihat bagaimana anak akan bertumbuh dan berkembang tidak pada masanya. Mari jaga anak kita, agar tumbuh berkembang sesuai kodrat dari Allah.

sumber gambar : http://liriklaguanak.com/wp-content/themes/directorypress/thumbs/trilili-tralala-lirik-lagu-anak.jpg