Menjadi Sahabat Bagi Anak

Orang tua adalah praktisi pendidikan yang sesungguhnya. Karena kita sebagai orang tua, kita yang tahu persis bagaimana anak kita. Sebagai orang tua kita menghendaki anak dekat dengan kita. Bagaimana caranya? Itu semua harus diawali dengan membangun kepercayaan di antara orang tua dan anak.

Orang tua harus membangun kepercayaan terlebih dahulu kepada anak. Apa yang mereka ceritakan, percayalah pada mereka terlebih dahulu, di luar mereka yang ceritakan benar atau tidak. Namun, poinnya adalah kita harus membangun kepercayaan terlebih dahulu kepada anak.

Anak yang kita percaya insya Allah juga akan mempercayai kita. Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Anak sebaiknya kita bebaskan untuk mengutarakan apa yang ada di pikirannya, keluhannya, kesenangannya, keinginannya. Jika anak sudah percaya kepada orang tua, maka anak tidak akan menganggap orang tua sebagai sosok yang menakutkan baginya ataupun sebagai sosok yang harus dijauhi.

Anak selalu merasa ingin dekat dan dekat dengan orang tuanya. Menjadi sahabat bagi anak adalah menghilangkan jarak antara orang tua dan anak. Orang tua tidak boleh kaku yang menganggap dirinya selalu di atas dan selalu benar. Namun, kita buat anak nyaman sebagai sahabat Bahkan terkadang orang tua perlu diajarkan oleh anak. Maksudnya adalah, misal saat dia pulang sekolah lalu dia menceritakan apa yang dipelajarinya tadi. Dengan begitu kita seakan-akan belajar dari mereka.

Menjadi Sahabat Bagi Anak

Ada pepatah mengatakan, ”Bicaralah orang tua dengan bahasa anak dan sesuai akal mereka.” Itulah yang menjadi bangunan persahabat, bangunan persahabatan yang kokoh antara anak dan orang tua. Jika anak sudah percaya pada orang tua, tidak perlu ada hal yang dikorek lagi anak.

Kadang-kadang orang tua menganggap anak harta berharga yang tidak boleh disentuh, atau tidak boleh terkena sesuatu yang membahayakan. Justru perlu membiarkan anak untuk belajar sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka lalu kita sebagai orang tua cukup mengawasi saja.

Yang namanya sahabat, kita justru mendukung dan kalau bisa ikut apa yang anak lakukan. Bukan justru melarang ini dan itu yang justru membuatnya tidak memiliki rasa percaya diri dan menjadi penakut. Jika kita mempercayai apa yang anak lakukan, yang anak ceritakan, insya Allah mereka akan merasa kita bisa menjadi sahabat bagi mereka.

Demikian beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk menjadi sahabat bagi anak. Poin terpenting sebagai awal adalah kita harus membangun kepercayaan, baik orang tua kepada anak, maupun anak kepada orang tua. Dengan demikian, persahabatan orang tua dengan anak akan terjalin kokoh. Perlu menjadi catatan adalah harus disesuaikan dengan kondisi keluarga kita masing, terutama terkait dengan cara dan teknis komunikasi. Yang terpenting adalah membangun kepercayaan.

Profil Narasumber

bu junanah

Dr. Dra. Junanah, MIS., praktisi pendidikan sekaligus dosen tetap Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

PENTING UNTUK ANDA :

[wpsc_products product_id=’24255′]

[wpsc_products product_id=’24249′]

[wpsc_products product_id=’24228′]

sumber gambar : 
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/02/27/0928144-ayah-dan-anak-p.jpg