Menghindari Kata-kata Negatif kepada Anak

Kekuatan kata-kata (power of words) memang sangat luar biasa efeknya, termasuk dalam mendidik anak. Seringkali kita sebagai orang tua secara tidak sengaja mengeluarkan kata-kata yang negatif kepada anak. Jika dilakukan secara berulang maka akan berdampak negatif pula kepada anak.

Mungkin karena dulu kita pun terbiasa mendapat kata-kata tidak tepat dari orang tua kita sehingga menurun kepada kita. Misal saat anak menjatuhkan remote tv,”Tuu…kan dibilangin nakal!”. Anak akan mensugesti dirinya sendiri kalau dia nakal. Begitu juga saat anak melakukan kesalahan-kesalahan lain, orang tua lebih sering mengeluarkan ucapan yang tak tepat.

Kadang pula saat si anak tidak mau melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya. Misal saat disuruh belajar tidak mau seringkali kalimat yang terucap,”Ayo belajar! Kok malas banget sih!”. Wah, anak akan semakin enggan untuk belajar. Saat si anak melanggar apa yang kita larang, misal kita larang dia untuk menonton TV setelah maghrib tetapi si anak melanggarnya,”Adek! Kok bandel to, tadi Ayah bilang apa, gak boleh nonton TV!.

Apakah ucapan-ucapan seperti itu akan membuat si anak berubah? Bisa jadi iya, tetapi yakinlah hanya sekejap. Lalu, bagaimana sebaiknya? Tentu saja, kita harus benar-benar melatih lisan kita untuk tidak berkata negatif pada anak. Kan itu spontan? Iya, betul, justru karena itu spontan terucap maka kita harus melatih diri kita.

Teko yang berisi air teh jika dituangkan pasti yang keluar adalah air teh pula. Begitu juga diri kita, jika dalam diri kita penuh pikiran negatif, maka yang keluar dari lisan dan perbuatan kita juga yang negatif. Untuk itulah, kita harus bisa mereduksi anasir negatif sehingga membuat kita terbiasa dengan pikiran positif yang akan menghasilkan perbuatan dan ucapan positif pula. Hal inilah yang menjadi dasar untuk menghindari kata-kata negatif kepada anak.

Setelah kita telah berusaha, maka selanjutnya adalah dengan membiasakan diri hanya berkata positif kepada anak, sekalipun mereka melakukan perbuatan yang di luar kehendak kita. Gantilah kalimat negatif menjadi positif. Saat anak menjatuhkan buku dari raknya , “Innaa lillaah, gak apa-apa, ayo anak baik, dirapikan kembali bukunya.” Atau saat anak tidak mau belajar,”Adek, nanti kalau adek nilai ulangannya bagus, Bunda akan beri kamu hadiah.”. Dengan begitu anak menjadi tahu kalau dia mau dapat hadiah, maka dia harus belajar. Tak lupa pula kita dampingi dia saat belajar.

Saat si anak melanggar perintah kita,”Kakak yang baik, bukan begitu kalau anak sholih. Anak sholih harusnya sering mengaji bukan sering nonotn TV. Kira-kira Alloh senang sama orang yang suka ngaji atau nonton TV? Pasti yang suka ngaji. Yuk, sekarang ngaji dulu yuk, ada waktunya untuk nonton TV.Ok?”

Rasakanlah perbedaannya dan lihatlah hasilnya. Perkataan yang buruk hanya akan menghasilkan sesuatu yang buruk pula. Kata-kata positif, pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif pula. So,Bunda pilih yang mana?

sumber gambar : http://m5.flexmedia.co.id/uploads/2013/07/Cara-Menasehati-Anak.jpg