Menghargai Pribadi Anak Dan Menegur Perilakunya

Menghargai Pribadi Anak Dan Menegur PerilakunyaPribadi Anak berbeda dengan perilaku yang  ia kerjakan. Misalnya saja pencuri dan mencuri. Pencuri adalah mereka yang memang jahat dan mempunyai pekerjaan sebagai pencuri sedangkan mencuri hanya dilakukan 1 kali atau 2 kali tidak dilakukan terus menerus oleh anak baik-baik yang sedang khilaf dengan alasan- alasan yang sepele misalnya cuma karena jengkel pada teman atau ingin balas dendam.Orang tua dalam menanggapi perilaku anak tidak boleh bereaksi dengan menyerang dan mencerca keburukan pribadi anak karena bisa berakibat buruk bagi anak. Hal tersebut tidak akan bisa mencegah anak untuk melakukan perbuatan serupa lain kali, juga tidak bisa memotivasi anak untuk menjadi anak yang lebih baik.

Lain halnya jika orangtua bereaksi dengan lebih bijaksana disertai memberikan empati, menghargai anak dan tidak langsung menjatuhkan pribadinya anak. Anak yang merasa dihargai dan diberi kepercayaan akan lebih mudah terbuka dan mengungkapkan isi hatinya. Juga alasan-alasan dari perbuatannya. Dengan cara tersebut orang tua bisa memberikan nasehat-nasehat atau saran dengan lebih tepat sasaran. Dan anak pun tentunya  akan lebih mudah menerima nasehat-nasehat tersebut sehingga dikemudian hari tidak akan mengulangi perbuatan buruknya.

Semenjak lahir setiap anak belajar menilai sesuatu termasuk terhadap dirinya sendiri dengan meniru apa yang dilakukan orang lain terutama orangtuanya. Reaksi orangtua dan orang dewasa lainnya disekitar terhadap kesalahan anak akan mempengaruhi penilaian anak terhadap pribadinya sendiri. Anak jika sering dicerca pribadinya dengan julukan-julukan buruk seperti nakal, Bengal, tak tahu aturan, pencuri, bodoh, pemalas, tolol dll akan berperilaku seperti anggapan terhadap pribadinya itu sehingga dia akan merasa tidak pantas untuk berbuat baik. Jika anak dalam masa perkembangan sudah diberi contoh untuk menilai dirinya sendiri dengan sebutan dan panggilan yang buruk tentu akan sulit untuk melakukan perbaikan pada anak.

Orangtua seharusnya mengusahakan supaya anak mencintai dirinya sendiri sehingga anak bisa membangun penilaian diri seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat. Misalnya dengan banyak-banyak memuji pribadi anak dan memberikan kepercayaan sebesar mungkin terhadap kebagusan pribadi mereka, dll.

Sumber: “ Mendidik Dengan Cinta” Irawati Istadi

Sumber Gambar : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/08/3D_Full_Spectrum_Unity_Holding_Hands_Concept.jpg/1024px-3D_Full_Spectrum_Unity_Holding_Hands_Concept.jpg