Pemicu dan Pencegahan Gangguan Siklus Menstruasi

cara melancarkan haid

Normalnya, periode menstruasi wanita berlangsung tiga hingga tujuh hari. Namun, apa Anda pernah mengalami periode bulanan abnormal, misalkan hingga dua minggu atau lebih? Hal tersebut tentunya membuat wanita panik, terutama jika gangguan tersebut baru kali pertama mereka alami. Lantas, apa yang perlu Anda ketahui dan lakukan untuk menghilangkan gangguan tersebut dari siklus menstruasi?

Mengapa Periode Menstruasi Menjadi Lama?

Siklus menstruasi yang normal terjadi sekitar 21 hingga 35 hari. Siklus yang tidak teratur umumnya terjadi pada remaja yang baru mengalami haid dan sedang berada dalam masa puber atau wanita yang akan mengalami menopause. Di saat-saat seperti itu, mereka akan mengalami periode datang bulan yang tidak teratur. Kadang bisa lebih pendek, atau menjadi terlampau lama. Jumlah darahnya pun bisa sangat sedikit atau terlalu banyak.

Dalam ilmu kedokteran, pendarahan berlebih yang terjadi saat menstruasi dinamakan menoragia. Ketika periode bulanan normalnya berlangsung tidak lebih dari satu minggu, maka dalam kasus menoragia, penderita akan mengalami pendarahan selama tujuh hari atau lebih. Maka, tidak heran jika banyak wanita panik, sama seperti saat tamu bulanan mereka telat datang.

Menoragia sebenarnya bisa disembuhkan dengan alat kontrasepsi hormon, tetapi itupun harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Kontrasepsi hormon tidak bisa dilakukan pada sembarang orang, apalagi jika kondisi tubuh Anda tidak mendukung. Selain itu, jika menoragia terjadi saat siklus menstruasi Anda sebelumnya teratur, ada kemungkinan hal tersebut dipicu oleh gangguan kesehatan dan perubahan hormon.

Pemicu dan Pencegahan Gangguan Siklus Menstruasi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perubahan hormon yang tidak teratur akan mengacaukan siklus menstruasi Anda. Pada kondisi normal, hormon estrogen akan mempersiapkan dinding rahim sebagai tempat sel telur yang sudah melewati proses pembuahan. Namun, jika pembuahan tidak terjadi, dinding rahim tersebut akan luruh dan menjadi darah yang keluar saat menstruasi. Jika perubahan hormon menjadi tidak stabil, hal ini akan memicu kekacauan dalam siklus haid Anda.

Selain itu, DUB atau disfungsi pendarahan pada rahim akan berpengaruh pada siklus menstruasi. DUB kerap terjadi pada wanita yang umurnya di atas 40 tahun. Disfungsi ini menjadi tanda akan gangguan fungsi pada hormon dan membuat dinding rahim labil. Sehingga pendarahan yang Anda alami akan terjadi cukup lama, tidak teratur, dan jumlahnya banyak. Pada tahap yang lebih parah, gangguan bisa dipicu akibat sel non-kanker, tiroid bermasalah, kista, infeksi, hingga kanker.

Salah satu cara yang dapat mencegah gangguan tersebut adalah mengonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung progesteron, estrogen, atau perpaduan kedua hormon tersebut. Perlu diketahui jika pil kontrasepsi tersebut dapat mempengaruhi siklus serta jumlah darah yang keluar saat menstruasi.

PRODUK MENARIK :

[wpsc_products product_id=’32025′]

[wpsc_products product_id=’6562′]

[wpsc_products product_id=’202′]

One comment

Comments are closed.