Mencegah Ketergantungan Anak Terhadap Kebiasaan Yang Buruk

Mencegah Ketergantungan Anak Terhadap Kebiasaan Yang BurukSetiap anak-anak mempunyai kebiasaan buruk yang berbeda-beda. Kebiasaan-kebiasaan buruk itu misalnya menghisap jempol, menghisap empeng, menghisap dot, memegangi kain atau selimut, membawa bantal atau guling, ada juga yang kecanduan menonton TV, kebiasaan baca komik dll. Kalau kecanduan TV biasanya karena terbiasa dirumah selalu menonton TV sehingga begitu TV rusak anak jadi tidak tenang, gelisah bahkan bisa sampai harus ketempat tetangga cuma untuk nonton TV.
Kebiasaan-kebiasaan  buruk seperti itu kalau dibiarkan berlarut-larut tanpa dihentikan akan membuat pengaruh yang buruk bagi anak. Karena kecanduan membuat Anak jadi tidak bisa tenang , tidur tidak nyenyak , hatinya gelisah, perasaannya  kacau, yang paling parah sampai tak mau kemana-mana tanpa membawanya.
Ketergantungan bukan masalah sepele karena bisa melemahkan jiwa atau membuat jiwa jadi ringkih jika tanpa penanganan. Harus ada langkah serius untuk menghentikan  kecanduan tersebut. Jangan khawatir jika anak menjadi rewel, tidak mau diam, dan sulit ditangani. Karena jika ketergantungan tidak segera ditangani, ditunda-tunda dibiarkan berlarut-larut semakin besar anak akan semkin sulit untuk menghentikan ketergantungannya. . Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak berhenti ketergantungan dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat adalah sebagai berikut:
1.       Tumbuhkan Kesadarannya.
Bantu anak menyadari bahwa seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya ada banyak hal yang harus ditinggalkan untuk menuju kedewasaan. Sarankan padanya untuk meninggalkan kebiasaan buruknya.
2.       Bantulah Mengingatkan.
Tawarkan bantuan padanya dan buat kesepakatan dengannya untuk mengingatkan jika ia mulai melakukan kebiasaan buruknya dengan kode-kode yang bisa dibuat bersama.
3.       Gunakan Pihak yang Berwenang.
Teladan dan nasehat orangtua tentu yang paling penting. Akan tetapi jika dikuatkan dengan nasehat figur yang dihormati anak dari  misalnya dokter anak, dokter gigi anak, guru sekolah anak, atau ustadz (guru mengaji anak ) tentu  akan didengar anak. Biasanya Figur yang berwenang bisa membuatnya ingin berhenti  melakukan kebiasaan buruk.
4.       Pertimbangkan Dorongan dari Teman Sebaya.
Bergaul dengan teman sebaya yang mempunyai kebiasaan positif atau yang tidak mempunyai kebiasaan buruk, atau bisa juga dengan sesekali perbolehkan anak menginap/ tidur bersama dengan teman yang tidak mempunyai kebiasaan buruk atau yang mempunyai kebiasaan positif. Hal tersebut tentu  akan memotivasi anak untuk berhenti melakukan kebiasaan-kebiasaan buruknya.

Sumber Gambar : http://ecx.images-amazon.com/images/I/61TIWKZ4X6L._SL1000_.jpg