Setiap hubungan yang terjalin sedikit banyak pasti terjadi konflik, konflik tidak dapat terelakkan, begitu pula pada hubungan persaudaraan. Sibling rilvalry kerap terjadi pada anak usia dini, anak pada usia 0-6 tahun memiliki karakteristik egosentris. Egosentris berarti lebih peduli terhadap diri sendiri daripada orang lain.
Pada anak usia dini, mereka menganggap bahwa perhatian kedua orang tua sepenuhnya milik mereka, tetapi saat hadir adik, awalnya si kakak merasa senang karena memiliki ‘mainan’ tetapi seiring berjalannya waktu kakak merasa bahwa perhatian orang tua sudah tidak sepenuhnya diberikan pada kakak. Si kakak mulai menunjukkan sikap bersaing untuk mencari perhatian kedua orang tua. Sayangnya, persaingan ini dapat menimbulkan rasa benci terhadap saudara kandungnya sendiri. Saat anak-anak tumbuh dewasa, persaingan yang muncul tidak ditunjukkan secara nyata karena mereka semakin cerdik menyembunyikan persaingan tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sibling rivalry diantaranya adalah:
Daftar Isi
1. Cemburu
Kakak merasa terancam kurang mendapat perhatian dari orang tua, karena biasanya si sulung mendapat perhatian penuh tetapi sekarang perhatian terbagi. Kecemburuan ini bisa tampak dari perilaku anak yang menjadi nakal.
2. Merasa diperlakukan tidak adil
Terkadang secara tidak sadar orang tua memberikan perhatian yang berlebihan terhadap salah seorang dan kurang perhatian terhadap yang lain. Saat anak memasuki dunia sekolah, dengan adanya prestasi terkadang secara tidak sengaja orang tua sudah mulai membanding. Atau bisa jadi orang tua telah memberikan perhatian yang dirasa adil tetapi si anak memiliki perasaan yang sensitif sehingga merasa diperlakukan berbeda.
3. Kepribadian anak
Meskipun dilahirkan dari orang tua yang sama, pasti setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Orang tua harus bersikap bijak dalam menyikapi perbedaan anak, dan kreatif mendidik sesuai dengan karakter masing-masing anak. Selain kepribadian, faktor internal lain dari seorang anak dengan anak yang lain juga mempengaruhi terjadinya sibling rivalry, yakni perbedaan usia yang terlalu dekat dan perbedaan jenis kelamin
4. Sering dibanding-bandingkan
Terkadang orang tua secara tidak sengaja membanding-bandingkan anak-anaknya, misal si adik lebih pintar, si kakak suka usil, sehingga lama-kelamaan timbul ‘label’ pada tiap-tiap anak. Ketika si kakak meyakini bahwa si adik lebih bisa menyenagkan orang tua, maka si kakak akan mulai bersaing mendapatkan perhatian lebih dari orang tua.
Cara mengatasi konflik antara kakak dan adik adalah dalam mendidik anak, orang tua harus memahami apa yang terjadi diantara anak-anak mereka karena konflik kakak dan adik atau sibling rivalry dapat mengarah pada hal negatif bila tidak disikapi dengan bijak. Orang tua harus bersikap objektif dan selalu berpikir untuk mencari solusi masalah diantara putra-putranya, karena terkadang kita terlalu sibuk mencari siapa yang salah bukan mencari pemecahan masalah.
Mendidik anak sebagai salah satu cara mengatasi konflik antara kakak dan adik tidak cukup dengan ucapan atau kata-kata tetapi perlu contoh nyata teladan dari kedua orang tua. Teladan menjadi cara terbaik berkomunikasi karena akan lebih mudah menyentuh hati anak-anak yang masih bersih, hati yang bersih membuat anak-anak dapat merasakan mana yang benar-benar tulus dan yang berpura-pura.
Semoga dapat bermanfaat, tidak ada kata terlambat untuk belajar, begitu pula bagi orang tua yang ingin memberikan yang terbaik bagi putra-putra yang dicintai.
Profil Penulis
Wiwit Dhika Sari, Alumni Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
sumber gambar : http://kafe-cz.imag3box.net/image/63/aaaabbzalovani/zalobnicek.jpg