Cara Mendidik Anak Yang Berperilaku Impulsif

Anak dikatakan impulsif jika bertindak secara spontan/cepat, tiba-tiba, kasar, memaksa, tanpa perencanaan, tanpa pertimbangan (tidak peduli dengan konsekuensi dari perbuatannya), dan kurang dapat menunda pemuasan keinginannya. Kemampuan menunda kepuasan adalah hal penting dalam perkembangan pribadi individu dan sebagai bahan dasar untuk melakukan interaksi sosial yang tepat.

Jika anak Anda termasuk anak yang berperilaku impulsif, Anda bisa melakukan beberapa metode pendidikan yang tepat untuk anak impulsif. Berikut kami informasikan cara mendidik anak yang berperilaku impulsif:

1. Mengajari pemecahan masalah

Anak-anak memang seringkali merasa sangat frustasi jika usahanya tidak berhasil sehingga akan memunculkan reaksi marah dan sedih. Oleh karena itu, orang tua perlu secara aktif mengajarkan cara berfikir sebab akibat, kemungkinan, dan konsekuensi yang akan terjadi akibat tindakannya. Disini anak diharapkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu caranya adalah dengan diskusi antara orang tua dan anak mengenai suatu kasus. Anak harus belajar bahwa ada banyak alternatif penyelesaian masalah.

2. Mengajari self talk

Self talk sebagai bentuk dari penundaan pemuasan keinginan adalah metode yang sangat kuat dalam mengatasi impulsivitas. Anak harus belajar untuk menunda kenikmatan. Menunggu giliran dalam suatu permainan, tidak makan permen sebelum makan malam, tidak menyela pembicaraan, serta tidak mengungkapkan ide tanpa berpikir terlebih dahulu, semuanya harus diajarkan. Dengan mengajari anak melakukan self talk, akan membantunya menjadi anak yang sabar, dan secara bertahap akan belajar menerapkannya dalam berbagai situasi.

Self talk dapat ditingkatkan dengan sangat efektif dengan menggunakan kartu pengingat atau gambar yang digambar sendiri oleh anak atau orang tua. Gambar mengingatkan anak bagaimana bertindak tepat. Anak yang tidak mendengar orang lain dapat menggambar muka dengan telinga besar dan tulisan di bawahnya DENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ORANG LAIN. Kartu besar bertuliskan BERPIKIR SEBELUM BERTINDAK dapat dipajang. Kuncinya adalah agar anak belajar membayangkan kartu tersebut ketika akan bertindak dalam setiap situasi.

3. Memberi imbalan dan hukuman untuk tindakannya

Ketika anak bertindak impulsif, berilah anak kesempatan untuk menyadari alternatif tindakan lain dan kemudian memberi imbalan kepadanya. Selain imbalan yang diberikan orang tua, anak harus diajari cara memberi imbalan pada diri sendiri (self-reinforcement), ketika mereka berhasil menunggu, atau mempertimbangkan pendekatan yang lebih baik pada suatu situasi.  Banyak anak impulsif dapat menurunkan tingkat impulsivitasnya dengan cara ini.

Bila kurang berhasil cobalah cara “time out”. Ketika anak bicara terus-menerus secara impulsif atau tiba-tiba bertindak semaunya, ingatkan dia untuk berhenti dan masuk ke dalam kamarnya (time out) sampai ia tenang. Bila orang tua menggunakan imbalan dengan sistem pemberian point, maka pada saat time out, point dapat dikurangi. Waktu ekstra untuk bermain, mengerjakan tugas bebas atau menonton televisi dapat digunakan sebagai imbalan harian.

4. Memberi tanda/isyarat

Selain dengan perkataan, Anda bisa melakukan cara lain yaitu salah satunya dengan membuat tanda, misalnya dengan mengacungkan jempol kiri dan jari telunjuk, untuk menunjukkan pada anak yang sangat impulsif bahwa ia sedang bertindak impulsif dan harus segera mengendalikan dirinya. Dalam keadaan stress, anak yang melihat tanda ini akan menjadi tenang, dan berhenti bertindak atau bicara impulsif. Mereka juga belajar memberi tanda tersebut pada dirinya sendiri untuk menenangkan diri dan menjadi lebih terkendali. Belajar memuji dirinya sendiri bila bertingkah laku yang lebih baik adalah penting.

Sumber gambar:http://terapie-prin-iubire.ro/uploads/2014/06/copil_bate_palma.jpg