Cara Mendidik Anak Agar Tidak Manja

Orang tua mengungkapkan rasa sayang kepada anak bukanlah hal yang salah, namun jika cara mengungkapkan rasa kasih sayang tersebut terlalu berlebihan maka dapat berdampak pada gangguan perkembangan anak, yang biasanya dapat terbawa hingga usia anak dewasa. Sedangkan sikap manja pada diri anak muncul akibat kecenderungan anak yang selalu menuntut untuk diberikan perhatian dan dilayani oleh orang lain. Anak manja biasanya mempunyai sikap ragu-ragu maupun cemas jika berada pada kondisi asing atau baru.

Anak manja juga akan sangat tergantung pada obyek lekatnya (orang tua). Sikap manja akan mulai muncul pada diri anak di usia satu tahun dan fase puncaknya pada usia taman kanak-kanak atau 5-6 tahun dimana anak dituntut untuk bisa belajar mandiri dan disiplin. Saat usia taman kanak-kanak, anak mulai dipisahkan dari orang tua yaitu obyek lekatnya untuk beberapa saat. Mulai saat itulah orang tua harus memberikan pola asuh yang benar agar anak tidak manja. Berikut ini adalah beberapa cara mendidik anak agar tidak manja.

1. Mengenalkan anak pada sebuah kegagalan.

Kegagalan adalah bagian hidup yang tidak dapat dihindarkan dari diri seseorang tanpa terkecuali anak-anak. Kegagalan adalah sebuah pelajaran yang kuat. Sebagai contohnya saja, saat anak sedang menggunting sebuah gambar maka biarkan dia melakukan suatu kesalahan. Jika anak sedang mengikuti sebuah perlombaan, biarkan anak menyelesaikan dengan caranya sendiri. Anda sebagai orang tua hanya perlu mengamatinya saja. Bila anak mengalami kekalahan dalam perlombaan, maka ajarkan kepadanya bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk. Semua itu adalah bagian dari proses.

2. Mengajarkan anak untuk menghadapi kekecewaan.

Setiap kegagalan yang dialami oleh anak pasti selalu diikuti dengan rasa kekecewaan. Hal ini tentu saja bukan perasaan yang menyenangkan. Oleh sebab itu, jika anak mengalami kekecewaan, maka sebagai orang tua gharus bisa mengajari bagaimana caranya menghadapi perasaan sedih tersebut. Orang tua dapat mengatakan pada anak bahwa kecewa adalah hal yang biasa terjadi, dan orang tua dapat mengajak anak untuk mencobanya kembali. Cara mendidik anak ini juga bisa untuk mengondisikan agar anak tidak mudah menyerah.

3. Orang tua jangan selalu menjadi “ekor” untuk anak.

“Ekor” disini maksudnya adalah, jika anak sesekali ingin bermain diluar rumah bersama dengan teman-temannya, maka janganlah melarangnya dan jangan pula dibuntuti. Hal ini dapat melatih anak untuk mulai bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan berani mengambil keputusan saat menghadapi masalah. Orang tua juga bisa memberinya kesempatan untuk menentukan waktu  belajar, memilih mainan sendiri dan menentukan berbagai macam kegiatan yang ingin dilakukan. Dari hal-hal yang sederhanalah keberanian anak dalam mengambil keputusan dapat dimulai.

4. Jangan selalu menuruti keinginan anak.

Seorang anak yang merengek agar keinginannya terpenuhi adalah hal yang sangat wajar. Namun, ada kalanya orang tua harus mengendalikan diri untuk tidak selalu menuruti kemauan anak, sebab Anda sebagai orang tualah yang membuat peraturan. Orang tua harus bisa menentukan barang apa yang dapat dimiliki dan pantas untuk anak. Orang tua juga harus bisa menididik anak untuk menentukan waktu istirahat dan menu makan apa yang sehat.

5. Orang tua harus bisa bersikap tegas.

Orang tua yang sayang kepada anak-anaknya bukan berarti tidak bisa bersikap tegas. Yang tidak boleh ditunjukan dan dilakukan kepada anak adalah sikap yang kasar. Karena, sikap tegas dan kasar merupakan dua hal yang sangat berbeda.

Itulah beberapa cara mendidik anak yang dapat dilakukan oleh para orang tua agar anak dapat hidup mandiri. Cara ini juga dapat mendukung perkembangan anak menjadi seorang anak yang tidak manja. Semoga bermanfaat.

sumber gambar : http://thacolorgray.files.wordpress.com/2012/12/child_cereal.jpg?w=640