Cara Efektif Mendisiplinkan Anak

cara-efektif-mendisiplinkan-anakMendisiplinkan anak memang susah-susah gampang, kepribadian mereka yang masih memiliki  ego ke-aku-an tinggi teradang menjadi kendala ketika ayah bunda bermaksud mengarahkan atau mendisiplinkan prilaku keseharian mereka. Para ahli perkembangan anak berpendapat, usia balita adalah saat dimana si kecil mulai medefinisikan kemandirian versi mereka dan mulai memposisikan dirinya sebagai individu, tetapi di sisi lain mereka masih memiliki keterbatasan  dalam hal berkomunikasi dan menganalisis masalah.

Berikut adalah beberapa cara yang direkomendasikan ahli untuk mendisiplinkan si buah hati tanpa melibatkan luapan emosi, apalagi kekerasan fisik.

1. Bertindak secara konsisten

Buatlah aturan seadil dan sekonsisten mungkin dalam hal aktifitas harian si buah hati, hal ini termasuk konsisten dalam jadwal makan, jadwal tidur siang, tidur malam, bermain dan jadwal aktivitas lainya. Aktifitas harian yang konsisten akan membuat si kecil merasa lebih nyaman dan tenang karena mereka tau dan memahami apa yang akan terjadi. Sebaliknya ketidak konsistenan dapat membuat mereka frustasi dan berontak yang mereka ekspresikan sebagai bentuk protes atas perasaan tidak setuju dengan orang tua.

2. Hindari suasana stress

Setelah beberapa tahun ayah bunda mendampingi si buah hati tumbuh, ayah bunda mulai dapat mengidentifikasi hal apa saja yang dapat memicu ledakan emosi si kecil. Biasanya kondisi lapar dan ngantuk menjadi pemicu umum si kecil sedikit rewel. Ahli pertumbuhan anak menyarankan ayah bunda untuk mengantisipasi potensi ledakan emosi tersebut. Jadi hindari membawa si kecil belanja ke supermarket disaat jam tidur siang mereka. Jika ayah bunda mengajak  si buah hati jalan keluar, siapkan makanan dalam tas seandainya si kecil mendadak lapar.

3. Berusaha memahami sudut pandang si kecil

Memaksakan pendapat dan kehendak ayah bunda pada si kecil terkadang dapat berujung pada rasa frustasi si kecil yang di ekspresikan dalam berbagai cara termasuk menangis atau ngamuk. Saat ayah bunda hendak memutuskan sesuatu, cobalah untuk menggunakan prespektif si kecil. Berikan alternative pilihan pada si kecil menunjukan banhwa ayah bunda menghargai mereka. Menanyakan si kecil apakah mau membawa boneka kesayangan atau makanan kecil saat bepergian  dapan membuat mereka merasa dihargai.

4. Pelajari tehnik mengalihkan perhatian si kecil

Biasanya mengalihkan perhatian si kecil pada benda atau aktifitas lainya jauh lebih efekstif ketimbang larangan berbentuk ucapan. Misalnya saat si kecil bermain bola di ruang makan, alihkan perhatian si buah hati dengan mengganti bola dengan buku cerita kesukaanya atau arahkan agar mereka bermain bola dihalaman belakang.

5. Berusaha tetap tenang

Tidak mudah memang menjaga emosi saat si kecil ‘mengabaikan’ ucapan ayah bunda atau saat si kecil ‘ngamuk’ di tempat umum gara-gara keinginanya tak dipenuhi, namun ledakan emosi ayah bunda bukanlah solusi, dalam banyak kasus emosi atau bahkan tindakan kekerasan orang tua malah akan memperburuk keadaan. Jika bunda mulai merasa emosi, berikan waktu pada diri sendiri untuk tenang, kemudian cari solusi untuk menenangkan si buah hati.

6. Tau kapan waktunya harus ‘menyerah’

Ada kalanya ayah bunda tidak perlu ‘bersitegang’ dengan si kecil misalnnya saat mereka mau membawa boneka kesayangan ke supermarket atau mau mengenakan kostum pahlawan super saat pergi kerumah nenek. Untuk hal-hal sederhana yang tidak prinsipil, menghabiskan waktu dan tenaga untuk berargumentasi dengan si kecil menjadi tidak perlu dilakukan.