Awas! 6 Penyakit Ini Mengintai Anak Anda di Musim Pancaroba

Musim pancaroba yang sedang terjadi di Indonesia, dimana cuacanya tidak tentu kadang panas tiba-tiba bisa hujan tak jarang membuat anak kita jatuh sakit.

Musim pancaroba yang sedang terjadi di Indonesia, dimana cuacanya sering berganti-ganti alias tidak tentu kadang panas tiba-tiba bisa hujan. Akibatnya kondisi kesehatan anak sering terganggu apabila daya tahan tubuhnya sedang turun. Berbagai macam penyakit pun sering menyertai ketika musim pancaroba tiba.

Banyak yang bilang musim pancaroba adalah musim panennya berbagai macam penyakit, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Biasanya, ketika pancaroba, yang paling sering terkena penyakit adalah anak-anak. Bahkan tak jarang berakibat pada kematian bila tidak ditangani dengan baik. Kalaupun tidak sampai merenggut nyawa, penyakit yang diderita saat musim pancaroba tersebut bisa mengganggu aktivitas keseharian buah hati kita.

Nah, agar buah hati Bunda tak sampai terserang penyakit berbahaya di musim pancaroba, waspadai 6 jenis penyakit yang sering muncul pada musim pancaroba!
1. Diare

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.

2. Influenza

Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. Influenza dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak. Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin.

3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Yang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan. Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah, rhinitis, sinusitis, faringitis, tosilitis dan laryngitis.

4. Demam Berdarah

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit yang sudah banyak memakan korban jiwa ini mempunyai gejala seperti demam tinggi, rasa nyeri pada tulang, munculnya bintik merah pada kulit, serta pendarahan dari hidung dan telinga.

5. Chikungunya

Chikungunya merupakan penyakit sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menyebutnya sebagai demam tulang atau flu tulang.

6. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease. Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru.

Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang. Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir. Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak.

Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi. Beberapa hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing dapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus.