Anakku Berkata Kotor…

Anakku Berkata KotorBetapa banyak orang tua yang mengeluhkan tentang anaknya yang berkata-kata buruk, dan mereka berupaya mengobatinya dengan berbagai jalan sebagaimana dikatakan “setiap penyakit ada obatnya”. Sesungguhnya mengenal sebab-sebab yang tersembunyi di balik penyakit merupakan setengah dari obat.Imam Al-Ghazali – rahimahullah – menunjukkan kepada kita bahwa manusia tidak akan sanggup menghapus dan menghilangkan kemarahan akan tetapi mungkin untuk mendidiknya dengan tetap konsisten. Allah Ta’ala berfirman “… dan orang-orang yang menahan marahnya ” dan tidak mengatakan ” dan orang-orang yang hilang kemarahannya”.

Dengan demikian, maka yang diharapkan adalah mengarahkan rasa marah yang ada pada diri anak sehingga tetap berada di jalur yang benar.

1.    Tenggelam dalam sebab-sebab kemarahan
Anak-anak akan marah karena beberapa sebab, di antaranya adalah kehilangan mainannya, atau menginginkan mendapatkan mainan, kurang tidur dan lain-lain. Kewajiban kita sebagai orang tua adalah tidak menggampangkan sesuatu yang menjadi sebab kemarahan anak itu. Orang tua harus dapat mendengarkan dengan penuh perhatian dan dengan pikiran seorang yang bijak dalam menghadapi sebab-sebab itu, dengan cara memberi arahan kepada anak untuk tidak mudah emosi ketika kehilangan mainannya, dan sebagainya dengan bahasa yang lembut.

2.   Langkah-langkah yang perlu diambil dalam menyelesaikan persoalan ini (anak yang suka berkata kotor)

a.    membahas tentang sumber yang menjadikan anak berkata-kata kotor.
Anak-anak bisa jadi meniru berkata-kata kotor dari lingkungannya yang masih terbatas, yaitu keluarga – tetangga – teman-teman – pengasuh anak)

b.    memisahkan anak dari sumber kata-kata kotor, seperti mengganti pengasuh anak jika memang dia sumbernya, atau menjauhkan dari teman-teman yang buruk jika mereka adalah sumbernya.

c.    Menampakkan penolakan terhadap kata-kata kotor ini dan mencela perbuatan ini.

d.    Mengetahui bahwa pengubahan suatu tabiat adalah harus secara bertahap, kemudian sebagai orang tua harus berhias dengan sifat sabar dalam mengobati perkara ini.

e.    Memberi pujian dan motivasi kepada anak ketika dia bisa menahan marahnya

f.    Apabila anak setelah 4-5 kali diperingatkan tetap melakukannya, maka dihukum dengan menghalanginya dari sesuatu yang dia sukai, misalnya rekreasi

Sumber Gambar : https://www.triplepontarioconference.ca/uploads/workshop/motivation.png